Ada berbagai aktivitas seru yang bisa dilakukan oleh pengunjung ketika menyambangi waduk Jatiluhur. Mulai sekadar bersantai-santai, hingga memancing ikan dan mengunjungi lokasi budidaya ikan. Keramba di sekitar waduk masih dilakukan dengan teknik jaring apung.
Setelah itu, Anda juga bisa mencicipi ikan bakar segar dari keramba, sambil menikmati pemandangan sekitar dan yang paling indah adalah di waktu sore ketika matahari hendak terbenam. Saat petang tiba, pemandangan alam di sekitar waduk Jatiluhur akan semakin menawan dengan semburat dan gradasi warna langit yang indah.
Peletakkan batu pertama di waduk Jatiluhur dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 26 Agustus 1967. Sebelum resmi dan banyak dikenal dengan nama bendungan atau waduk Jatiluhur, mulanya waduk ini dinamakan Ir. H. Juanda.
Ir. H. Juanda merupakan Perdana Menteri RI terakhir dan memimpin kabinet Karya (1957 - 1959) bersama-sama dengan Ir. Sedijatmo. Beliau dengan gigih memperjuangkan terwujudnya proyek Jatiluhur di Pemerintah Indonesia dan forum internasional.
Air yang ditampung akibat dibangunnya bendungan biasanya digunakan untuk irigasi, pasok air baku untuk air minum, industri dan perkotaan, perikanan serta pembangkitan listrik, dengan produksi listrik sekitar 2.700 kwh tiap harinya.
Di samping digunakan untuk menampung air, bendungan ini juga dibangun untuk menampung material lain, seperti buangan atau limbah pertambangan dan lahar dingin. Bendungan untuk menahan lahar dingin disebut juga bendungan sabo (sabo dam). Waduk Jatiluhur juga menyediakan fungsi pariwisata dengan tersedianya fasilitas rekreasi seperti hotel, bungalow, restoran, playground, ruang pertemuan, dan sarana rekreasi dan olahraga keairan lainnya.