1. Konsisten implementasikan ESG di destinasi wisata
Implementasi ESG atau environmental, social, dan governance di destinasi wisata dilakukan secara konsisten hingga saat ini.
"Salah satu realisasinya melalui program carbon footprint calculator yang mana kami berkolaborasi dengan industri untuk melakukan penimbangan nilai emisi yang telah dihasilkan dengan menyerap jejak karbon untuk membantu mencegah dampak buruk terhadap iklim," kata Wamenparekraf Angela di Webinar Biannual Tourism and Sustainable Tourism Development Forum secara daring, Jumat (9/12/2022).
Dari upaya tersebut, lanjut Wamenparekraf Angela, hari ini wisatawan memiliki opsi untuk bepergian dengan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
2. Aktif melakukan penanaman kembali terumbu karang hingga majukan pariwisata berbasis komunitas
Wamenparekraf Angela mengatakan, upaya lain yang telah Kemenparekraf lakukan untuk memberikan perhatian pada pariwisata berkelanjutan adalah bersama-sama dengan Sustainable Tourism Observatory dan Monitoring Sustainable Observatory, pun dengan berbagai stakeholder lain melakukan penanaman kembali terumbu karang, pengelolaan sampah di destinasi wisata, pariwisata berbasis komunitas seperti desa wisata, serta standarisasi pariwisata yang berkelanjutan.
3. Mendukung peningkatan impact investment di sektor ekonomi kreatif
Hal ketiga yang dilakukan Kemenparekraf demi menciptakan pariwisata berkelanjutan di sektor ekonomi kreatif adalah secara konsisten mendukung peningkatan 'impact investment' dari sisi pelaku usaha ekonomi kreatif maupun dari sisi awareness masyarakat. "Dari itu semua, ketika bicara keberlanjutan, kita bicara masa depan dan kami yakin kita semua ingin mewujudkan pariwisata yang 'resilience' dan bisa diwariskan manfaatnya dari generasi ke generasi," ujar Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo.