Situs Balekambang di bangun setelah Ki Bahurekso membabat dan membuka alas roban. Alas roban sendiri merupakan Hutan Lebat yang masih belum terjamah manusia. Konon menurut cerita turun temurun, kawasan ini dilindungi oleh ular besar berkepala Kala yang sampai sekarang divisualisasikan berbentuk Arca Ular yang berada di bawah pohon beringin.
Di Situs Balekambang ini juga terdapat sebuah arca Sri Vasudhara yang kini dibawa ke Museum Ranggawarsita, Semarang sebagai upaya penyelamatan. Arca tersebut ditaksir dibuat pada abad ketujuh. Terdapat pula sisa batu-batu yang menyerupai pondasi penyusun kerangka bangunan mirip candi.
Nama Balekambang sendiri artinya tempat terapung. Tempat ini memiliki sumber mata air besar dan airnya muncul dari bawah pohon beringin yang tumbuh di area ini. Airnya digunakan oleh petani sekitar untuk mengairi sawah.
Pada siang hari, kerap pula digunakan untuk mencuci karet bagi yang mencari sisa karet dari perkebunan di sebelah barat Balekambang. Banyak para pengunjung datang ke tempat ini mandi di kolam Balekambang yang sarat dengan sejarah.