Plataran Kampung Korea juga menjadi pusat ekosistem UMKM di Bandung. Selama vakum akibat pandemi, pihak pengelola melakukan perubahan, salah satunya memperbanyak tenant UMKM, mulai tenant kuliner ala Negeri Gingseng hingga fesyen. Tenant-tenant itu pun dibangun mirip dengan tenant-tenant yang kerap ditemui di Kota Seoul.
"Konsepnya sebenarnya sih kita tuh Plataran Kampung Korea, bergerak di bidang pariwisata kemudian kita ada food and beverage juga dan sebenarnya goals kita adalah menyatukan banyak budaya di sini, makanya namanya kita tuh pelataran Korea culture space," kata dia.
Lebih jauh, pihaknya juga ingin memajukan UMKM di Bandung. Bukan hanya numpang eksis, namun pihaknya ingin membantu membangun UMKM agar lebih maju. Hingga kini, sudah ada 40 UMKM baik kuliner maupun fashion yang telah bergabung di Plataran Kampung Korea.
"Sebenarnya, kita adalah lebih giat untuk mendukung UMKM-nya, kita fokus ke UMKM karena untuk yang sebelumnya hanya memberikan space untuk barang. Siapa yang mau masuk, tapi tidak dibantu, kalau kita juga bantu men-develop para UMKM," tuturnya.
Nuansa Korea pun semakin terasa karena di Plataran Kampung Korea juga tersedia penyewaan hanbok atau baju khas orang Korea dengan harga sewa Rp100.000 untuk dewasa dan Rp50.000 untuk anak-anak, sehingga pengunjung pun bisa berfoto ria menggunakan hanbok dengan latar bangunanan ala Korea.
"Ciri khasnya dari bangunan kita ambience ketika pengunjung datang, kita akan memberikan bagaimana caranya mereka ada di Korea dengan adanya tempat foto yang berbau nuansa Korea dan ada tempat penyewaan baju Korea juga dan lainnya," kata Fikri.
Pembukaan kembali Plataran Kampung Korea ini menggandeng salah satu komunitas bakti sosial Peace and Love yang diinisiasi oleh Ketua Deewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar, Atalia Praratya.
"Pembukaan juga ditandai kegiatan bakti sosial dengan mengajak anak-anak dari Yayasan Nike Ardilla dan panti asuhan binaan ACT. Mereka juga diajak berjalan- jalan keliling Kota Bandung menggunakan Bandros dan menikmati hiburan yang sudah kami siapkan," katanya.
Fikri menambahkan, Plataran Kampung Korea atau lebih sering disebut Plakor yang resmi dibuka kembali oleh Ketua Dekranasda Jabar, Atalia Praratya itu hadir untuk memberikan motivasi dalam membangkitkan gairah pariwisata daerah dengan sumber daya yang ada, sehingga dapat menumbuhkan perekonomian pascapandemi.
"Menurut saya, sulit untuk memulihkan perekonomian jika tidak dimulai dari pariwisata. Intinya perekonomian akan bangkit seiring tumbuhnya UMKM dan itu semua tidak akan terjadi apabila kita tidak mendorong sektor pariwisata," ujarnya.