Tapi, kalau ditelaah lebih detail, adanya kebijakan membayar Rrp2,5 juta setibanya di Indonesia kalau menurut Sandiaga Uno ini akan mengubah 'mindset' kelompok masyarakat menengah ke atas untuk tidak keluar negeri.
"Tapi, sekali lagi ditegaskan ini masih dalam tahap pembahasan. Kami lagi menampung masukan dari para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, juga dari teman-teman media," kata Sandiaga Uno.
Usulan ini keluar, kata Sandiaga Uno, untuk membuat wisatawan Indonesia banyak yang berlibur di negara sendiri. Tidak perlu keluar negeri, termasuk di libur Nataru yang sebentar lagi terjadi.
"Karena kami khawatir jika kita tidak siap, maka lebih banyak wisatawan Indonesia ke luar negeri daripada wisatawan mancanegara ke Indonesia," kata dia.
Lebih lanjut, apakah dengan diaktifkannya kebijakan itu selain membuat masyarakat Indonesia menjelajahi destinasi wisata dalam negeri, bisa menambah income untuk negara?
Sandiaga Uno mengatakan, ini yang sedang dikaji dan berharap dapat masukan dari para ekonom termasuk ekonom dari Danareksa. "Karena kami tidak ingin narasi positif yang telah dibangun di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif justru terganggu jika ada kebijakan yang tidak tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat guna," katanya.