JAKARTA, iNews.id - Sumatera Utara memiliki beragam keindahan. Danau, alam dan pegunungannya memiliki pesonanya tersendiri. Salah satu destinasi wisata yang harus dijelajahi ketika traveler ke Sumatera Utara adalah Kepulauan Nias. Kepulauan ini pesonanya selalu saja memikat perhatian wisatawan dunia.
Tak hanya memiliki ombak dan pulau yang menakjubkan. Nias juga memiliki kebudayaan yang secara turun-temurun masih dipertahankan. Salah satunya adalah pesta rakyat Ya'ahowu.
Ya'ahowu merupakan pesta rakyat yang menampilkan atraksi budaya, seperti tari perang (faluaya), tari moyo, tari maena, dan pertunjukan seni tradisi Nias lainnya. Kesenian ini akan diperagakan oleh "ono niha", sebutan yang merujuk pada orang Nias. Mereka akan memakai baju tradisional.
Deputi BP3N, Kementerian Pariwisata, Esty Reko Astuti mengatakan, pesta Ya’ahowu Nias 2017, pertama kalinya dilangsungkan secara bersama-sama oleh empat pemerintah kabupaten dan satu pemerintah kota yang ada di Kepulauan Nias.
Sebelumnya, pesta Ya'ahowu dilaksanakan masing-masing daerah. "Kemajuan pariwisata tidak bisa dilaksanakan sendiri-sendiri, harus melibat semua unsur masyarakat dalam kekuatan Pentahelix (akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media) dalam semangat kebersamaan Indonesia Incorporated,” kata Esty melalui siaran pers yang diterima iNews.id, Sabtu (25/11/2017).
Menurut Esti, pesta rakyat ini akan berlangsung di Kota Gunungsitoli, Nias pada 23-26 November 2017. Penyelenggaraannya sendiri selain untuk melestarikan budaya masyarakat Nias, juga menjadi sarana mempromosikan dan meningkatkan kunjungan wisatawan.
"Targetnya pesta rakyat ini bisa mendatangkan 25 ribu orang" ujar Esti.
Dia optimis, pariwisata Nias akan semakin cepat berkembang dan dikenal masyarakat luas karena kepala daerah yang kompak dengan satu tujuan menjadikan Nias sebagai destinasi wisata unggulan.
“Sekitar 50 persen keberhasilan pariwisata tergantung CEO Commitment atau para pimpinan daerah. Kalau mau berterus-terang, saya hanya akan membantu provinsi, kabupaten/kota yang gubernur, bupati atau wali kotanya benar-benar committed dan konsisten membangun pariwisata,” kata Esty.
Kepulauan Nias, sejak lama sudah dikenal oleh wisatawan dengan keunikan budaya dan keindahan alamnya, di antaranya atraksi lompat batu serta memiliki pantai sebagai lokasi surfing kelas dunia.
Ketua Tim Pelaksana Pesta Ya'ahowu Kepulauan Nias 2017 yang juga sebagai Wakil Wali Kota Gunungsitoli Sowaa Laoli menjelaskan, makna yang terkandung dalam Ya’ahowu adalah persaudaraan (dalam damai) yang dibutuhkan sebagai wahana kebersamaan dalam pembangunan pengembangan hidup bersama.
Tujuan dari pesta ini adalah mengenalkan budaya Nias sebagai daya tarik pariwisata sekaligus menjadi daerah tujuan wisata yang banyak diminati wisman dan wisatawan nusantara (wisnus).
“Tren kunjungan wisatawan ke Nias mengalami peningkatan. Melalui kegiatan Pesta Ya'ahowu ini, kita harapkan semakin mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan,” kata Sowaa Laoli.
Pesta Ya'ahowu Kepulauan Nias 2017 yang berlangsung selama lima hari akan dimeriahkan beragam pertunjukan budaya dan seni dari masing-masing daerah, di antaranya ragam permainan rakyat, seperti Rago Ue, Fafusi, Fabelugama, Fabiri serta yang tidak ketinggalan adalah lompat batu khas Nias, Fahombo.
Selain itu, festival seni pahat diikuti semua kabupaten dan kota serta pawai budaya diikuti para peserta dengan menggunakan pakaian adat bernuansa Nias.
Kunjungan wisatawan ke Nias tahun 2016 sebanyak 24.355 wisatawan (204 wisman dan 24.151 wisnus), sedangkan tahun ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 24.659 wisatawan terdiri 24.353 wisnus dan 306 wisman.