Presiden Direktur PT Merck Tbk, Evie Yulin mengatakan, Merck memiliki komitmen untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia dan mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting.
Sebagai salah satu program Public Private Partnership, dia bekerjasama dengan BKKBN untuk mengedukasi para Kader Bina Keluarga Balita (BKB), tenaga kesehatan, serta masyarakat khususnya orang tua mengenai deteksi dini stunting dan perbedaannya dengan gangguan pertumbuhan pada anak. Adapun deteksi dini dapat menangani defisiensi hormon pertumbuhan pada anak.
"Kami memahami minimnya informasi terkait penyakit ini menjadi kebutuhan bagi masyarakat khususnya orangtua yang membutuhkan. Kami berharap melalui rangkaian program edukasi ini, para tenaga kesehatan, kader dan orang tua dapat lebih memahami tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak," kata Evie Yulin.
Dia menambahkan, pemantauan tumbuh kembang ini sebagai upaya untuk pencegahan stunting serta juga dapat lebih memahami dan mendeteksi gejala growth hormone deficiency (GHD) sedini mungkin sehingga dapat menentukan pengobatan ataupun terapi yang sesuai.
Perlu diketahui, stunting masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang dihadapi anak-anak Indonesia. Meskipun hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menunjukkan angka stunting telah turun sebanyak 3,3 persen menjadi 24,4 persen dibandingkan dari data 2019 yang mencapai 27,7 persen, namun angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan angka yang dianjurkan WHO yaitu di bawah 20%.
Untuk itu, pencegahan stunting masih menjadi perhatian serius oleh pemerintah agar upaya untuk mempersiapkan Generasi Emas Indonesia pada 2045 tidak terhambat.