"Rata-rata pengeluaran wisman untuk keperluan makan dan minum sebesar USD400 atau mencapai 30 persen dari total pengeluarannya sebesar USD1.200 per wisman dalam satu kali kunjungan,” kata Vita Datau Messakh ketika membuka event Ubud Food Festival 2018, melalui keterangan resmi yang diterima iNews.id, Sabtu (14/4/2018).
Sementara itu, dampak wisata kuliner terhadap perekonomian (PDB) nasional, menurut Vita Datau Messakh, pada 2016 sebesar Rp150 triliun. "Tren preferensi kuliner lokal ini juga tercermin pada data terbaru yang dikeluarkan BPS dan Bekraf menunjukkan PDB ekonomi kreatif Indonesia tahun 2016 adalah sebesar Rp923 triliun atau 7,4 persen dari total PDB negara," katanya.
Melihat peluang besar dari wisata kuliner tersebut, Kemenpar memiliki berbagai strategi untuk memajukan wisata kuliner Indonesia di antaranya dengan menetapkan destinasi wisata kuliner unggulan di Indonesia antara lain; Bali, Bandung, dan Joglosemar (Jogja, Solo, dan Semarang).
"Kemenpar memilih Ubud, Gianyar untuk menjadi UNWTO Gastronomy Destination Prototype dan menjadi destinasi pertama yang akan dibranding sebagai destinasi gastronomy berstandar UNWTO, dimana mereka adalah endorser terbaik di dunia untuk bidang pariwisata,” ujar Vita Datau Messakh.
Ubud Food Festival 2018 yang berlangsung selama tiga hari dimeriahkan dengan berbagai kegiatan dengan mengangkat kekayaan hidangan (kuliner) asli Indonesia melalui acara; demo masak, wisata kuliner, workshop, kelas memasak, jamuan eksklusif, diskusi panel, pemutaran film, serta pertunjukan kesenian dan musik.