2017, Laba Bersih PLN Turun Lebih dari Separuh
JAKARTA, iNews.id – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mencatat laba bersih sepanjang 2017 sebesar Rp4,42 triliun. Jumlah tersebut turun 54,2 persen dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatat Rp8,15 triliun.
Direktur Keuangan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sarwono Sudarto mengatakan, penurunan laba bersih disebabkan oleh kenaikan biaya energi primer batu bara sejak tahun 2016. Di mana kontribusi batu bara terhadap produksi listrik perseroan mencapai 58 persen. Hal ini membuat biaya pokok produksi PLN naik Rp16,46 triliun.
"Hal itu disebabkan kenaikan energi primer batu bara. Kita tahun batu bara mengalami kenaikan signifikan sejak 2016," ujarnya dalam paparan kinerja keuangan di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (28/3/2018).
Sementara itu, untuk aset PLN selama tahun 2017 meningkat menjadi Rp1.335 triliun atau meningkat 250 persen dari tahun 2014. Peningkatan yang signifikan tersebut dilakukan setelah adanya revaluasi aset tahun 2015 dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pendanaan PLN.
Tak hanya itu, pendapatan usaha perseroan juga meningkat menjadi Rp255,29 triliun atau naik 14,6 persen dari tahun sebelumnya. Pendapatan usaha perseroan meningkat seiring dengan adanya pertumbuhan penjualan sebesar 7,1 TWh selama tahun 2017 dibanding tahun 2016.
Sarwono melanjutkan, meningkatnya aset dan pendapatan usaha ditopang pembangunan infrastruktur yang dilakukan perseroan. Hal tersebut terbukti selama tiga tahun terakhir, PLN telah berhasil menghilangkan defisit-detisit listrik yang banyak terjadi sebelum tahun 2015.
"Selama tiga tahun terakhir, Ppemadaman yang dulu selalu terjadi di daerah seperti Sumatera Utara sekarang telah digantikan oleh cadangan yang memadai. Harapan kami cadangan listrik tersebut dapat dipergunakan semaksimal mungkin untuk pembangunan di daerah," ucapnya.
Editor: Rahmat Fiansyah