Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Seskab Teddy Ungkap Isi Pertemuan Prabowo dengan Maruarar, Ingatkan Kebijakan Pro Rakyat
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) memperkirakan pasar properti tahun depan masih akan didominasi oleh peminat rumah yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Junaidi Abdillah mengatakan, rumah subsidi akan semakin meningkat peminatnya. Apalagi, perbankan akan mempermudah pengajuan kredit perumahan rakyat (KPR) bagi pekerja paruh waktu (freelance) sehingga akan banyak pekerja freelance melirik hunian subsidi.

"Keyakinan saya untuk tahun depan, properti khususnya rumah subsidi meningkat. Terlihat indikasi semakin membaik dan diperbolehkannya masyarakat non-fixed income bisa mendapatkan rumah subsidi," kata dia ketika dihubungi iNews.id, Minggu 31 Desember 2017.  

Pada tahun ini, Junaidi mengatakan, angka selisih antara pasokan dan permintaan hunian (backlog) berada pada angka 11,5 juta. Salah satu penyebab tingginya angka backlog tersebut, kata dia, karena pekerja freelance yang terhalang untuk mendapatkan hunian dan sulitnya lolos dari pengajuan KPR.

"Dan menurut saya, data backlog rumah itu jumlah terbesar salah satunya masyarakat MBR yang non-fixed income," ucap dia.

Junaidi juga yakin tahun 2018 yang merupakan tahun politik karena adanya pemilihan kepala daerah yang berlangsung di 171 daerah tidak akan menggoyahkan permintaan akan hunian.

"Menurut saya, kecil kemungkinan gangguan dengan tahun politik dengan catatan, situasi keamanan kondusif," ujarnya.

APERSI yang beranggotakan 3.500 pengembang tersebut, terus membangun perumahan subsidi terutama untuk mengurangi angka backlog. Selama satu tahun penuh 2017, APERSI telah membangun sebanyak 129 ribu hunian MBR.

Ke depan, Junaidi beserta pengembang lainnya tergabung dalam APERSI ingin meningkatkan lagi jumlah pembangunan hunian bersubsidi demi tercapainya program Satu Juta Rumah. 

"Target kita tahun depan 150 ribu unit. Kita optimistis tercapai seiring jumlah anggota yang semakin meningkat,” katanya.

Sebagai pengembang properti, dia berharap pengajuan syarat KPR untuk masyarakat berpenghasilan rendah semakin dipermudah pada tahun depan. Tak hanya itu, pembiayaan bagi pengembang untuk melakukan konstruksi juga semakin dipermudah oleh perbankan.

“Harapan lainnya, ke depan semakin mudahnya syarat KPR untuk masyarakat MBR mendapatkan rumah. Selain itu, mudahnya pengembang mendapatkan fasilitas kredit konstruksi dan kredit pengadaan lahan dengan bunga lebih ringan,” ujar Junaidi.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut