3 Alasan Ini Bikin Mark Zuckerberg Dianggap Pemimpin Buruk
2. Zuckerberg seorang penyendiri yang tidak menerima nasihat
George menuturkan, Zuckerberg telah menjadi penyendiri yang menghindari menjalin hubungan dekat dan mendorong orang lain menjauh. Bos tersebut sering tidak menerima bantuan, saran atau umpan balik, yang membuat mereka rentan terhadap kesalahan.
Sampai batas tertentu, Zuckerberg dikenal karena mempercayai nalurinya atas kebijakan konvensional. Ini merupakan bagian dari bagaimana dia membangun Meta menjadi raksasa teknologi bernilai miliaran dolar AS. Namun pada awal pendirian, dia mengambil beberapa saran dari penasihat tepercaya.
Salah satunya dari pendiri perusahaan ekuitas Elevation Partners dan investor asal Facebook, Roger McNamee. Pada 2006, McNamee menyarankan Zuckerberg untuk menolak tawaran Yahoo untuk membeli Facebook seharga 1 miliar dolar AS. McNamee kemudian mendorong Zuckerberg untuk mempekerjakan mantan COO Sheryl Sandberg, yang pada akhirnya memainkan peran penting dalam membangun bisnis periklanan dan operasi internal perusahaan.
Kedua kali, keputusan Zuckerberg sesuai dengan saran McNamee, dan kedua keputusan itu terbukti sangat berhasil. Namun ketika Meta tumbuh, Zuckerberg berhenti mendengarkannya.
Keputusan itu mungkin memiliki setidaknya satu konsekuensi besar, di mana pada 2016, McNamee mencoba memperingatkan Zuckerberg tentang dampak campur tangan Rusia dalam pemilihan AS di platform Facebook. Zuckerberg dilaporkan mengabaikan peringatan itu, mengabaikan McNamee selama berbulan-bulan.
Badan-badan intelijen AS sejak itu menyimpulkan Facebook adalah platform utama dalam upaya campur tangan Rusia, yang mungkin telah berkontribusi pada pemilihan Presiden Donald Trump.
3. Seorang pencari kejayaan yang mengutamakan keuntungan
Terakhir, menurut George, Zuckerberg adalah pencari kejayaan yang menempatkan ketenaran dan kekayaan di atas segalanya. Tipe bos seperti itu tidak pernah benar-benar puas dengan apa yang mereka miliki, dan bersedia bertindak ekstrem untuk mendapatkan lebih banyak.
Zuckerberg memprioritaskan keuntungan dan pertumbuhan Meta, bahkan dengan mengorbankan miliaran pengguna perusahaan. Perusahaan Zuckerberg telah lama terlibat dalam kontroversi atas masalah yang berkaitan dengan privasi dan kesehatan penggunanya.
Salah satu contohnya, investigasi Wall Street Journal tahun lalu menemukan platform Instagram milik Meta berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental pengguna, terutama pada gadis remaja. Penyelidikan menemukan kepemimpinan Meta secara aktif memilih untuk mengabaikan masalah, untuk menghindari membahayakan keterlibatan dan pertumbuhan pengguna.
George menganggap, keputusan tersebut menunjukkan keinginan Zuckerberg untuk memprioritaskan pendapatan di atas hal lain.
Di sisi lain, George menyarankan agar Zuckerberg kembali ke jalur yang benar. Dia disarankan untuk meluangkan waktu sejenak dari pekerjaan dan atur ulang pikirannya.
"Anda perlu mundur, mengambil cuti panjang untuk mendasarkan diri pada tujuan dan nilai-nilai Anda. Kemudian kumpulkan tim dan dewan Anda dalam retret untuk menciptakan kembali Facebook di sekitar misi dan nilai-nilai barunya," tuturnya.
Editor: Jujuk Ernawati