4 Negara ASEAN Sahkan 11 Proyek Kerja Sama dengan Republic of Korea Cooperation Fund
Pada kesempatan itu, Netty mengingatkan kembali pentingnya penguatan mekanisme implementasi proyek-proyek BKCF, terutama melalui penguatan monitoring, dan peningkatan sinergi dengan pemangku kepentingan BIMP-EAGA lainnya seperti Cluster/Working Groups (CWGs), BIMP-EAGA Business Council (BEBC), akademisi, serta Pemerintah Daerah di kawasan sub-regional.
Menurut dia, diperlukan juga program peningkatan kapasitas bagi berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kualitas proposal dan kualitas implementasinya.
”Kita dapat memperluas kerja sama ini dalam semua sektor prioritas BIMP-EAGA di masa mendatang, khususnya dalam sektor ketahanan dan ketahanan energi serta transisi energi yang menjadi pembahasan secara global saat ini,” ungkap Netty dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (22/7/2023).
Sebelumnya, di tahun 2021-2022 telah dilakukan 1st dan 2nd Round BKCF dengan total pendanaan USD3,5 juta yang telah menarik antusias dari berbagai sektor dan entitas BIMP-EAGA . Pada tahun 2023 ini, kembali program BKCF digelar secara lebih inklusif dalam sektor konektivitas, pariwisata, lingkungan, dan pertanian-perikanan.
Lebih lanjut, dalam pertemuan ini juga menyetujui adanya logo resmi dan website BKCF agar kerja sama ini lebih dikenal dan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat luas. Pemanfaatan berbagai platform media sosial juga terus didorong seperti Facebook, Instagram, dan Twitter terutama untuk menjangkau kelompok milenial.