7 Miliarder Bitcoin Paling Tajir, Nomor 1 Pendiri Bursa Kripto Terbesar di Dunia
NEW YORK, iNews.id - Bitcoin dianggap sebagai salah satu mata uang digital paling sukses yang pernah dibuat. Banyak pemegang Bitcoin menjadi kaya raya dengan menciptakan produk untuk mengembangkan ekosistem ini.
Beberapa orang bahkan mendirikan bursa kripto dan turunannya. Salah satu bursa kripto terbesar di dunia adalah Binance.
Berikut 7 miliarder Bitcoin terkaya di dunia, dikutip dari Investopedia:
Changpeng Zhao adalah pendiri Binance, bursa terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan. Menurut Real Time Billionares Forbes, kekayaan bersih Zhao 4,5 miliar dolar AS atau Rp68,24 triliun.
Zhao mengenal Bitcoin lewat permainan poker bersama teman-temannya. Dia menggunakan kripto tersebut setelahnya, bahkan menjual apartemennya untuk membeli Bitcoin pada 2014.
Dia mendirikan Binance pada 2017. Binance menangani transaksi mencapai miliaran dolar AS setiap hari. Meski mungkin tidak setenar Coinbase bagi pelanggan AS, namun Binance lebih besar dan menawarkan lebih banyak koin dan turunannya kepada pelanggan daripada pesaing utamanya.
Song Chi-hyung adalah pendiri Dunamu, perusahaan induk dari bursa kripto terkemuka Upbit di Korea Selatan. Chi-hyung meluncurkan Upbit pada 2017, dan dalam waktu tiga bulan, Upbit menjadi bursa kripto teratas di negeri kimchi.
Menurut daftar Forbes per April tahun lalu, Chi-hyung memiliki kekayaan sebesar 3,7 miliar dolar AS atau Rp56,1 triliun.
Brian Armstrong adalah pendiri Coinbase, bursa kripto terbesar di Amerika Utara berdasarkan volume perdagangannya. Dia ikut mendirikan Coinbase pada 2012 setelah berhenti dari pekerjaannya sebagai insinyur perangkat lunak di Airbnb.
Armstrong memiliki 19 persen saham di Coinbase dan diperkirakan memiliki kekayaan 2,7 miliar dolar AS atau Rp40,95 triliun.
Jed McCaleb adalah pendiri bursa kripto terkenal Mt. Gox, namun dia menjualnya pada 2013. McCaleb kemudian membantu meluncurkan kripto dan blockchain Ripple dan Stellar.
Setelah meluncurkan Stellar pada 2014, McCaleb mendirikan Astera Institute, sebuah organisasi nirlaba 503(c)(3) untuk mengembangkan teknologi demi kemajuan manusia, dan Vast, sebuah perusahaan yang dilaporkan mengerjakan teknologi gravitasi buatan.
Dia masih memegang sekitar XRP senilai 3,4 miliar dolar AS, yang membuatnya memiliki kekayaan sekitar 2,4 miliar dolar AS atau Rp36,4 triliun.
Cris Larsen juga ikut mendirikan Ripple bersama Jed McCaleb. Dia masih menjadi CEO perusahaan. Sebelum kripto muncul, Larsen mendirikan pinjaman online hipotek e-Loan, yang kemudian dijual ke Yahoo.
Dalam datar Real Time Billionares Forbes, kekayaan Larsen di 2,2 miliar dolar AS atau Rp33,4 triliun.
Tyler dan Cameron Winklevoss mempertaruhkan jutaan dolar AS yang mereka peroleh dari gugatan terhadap Facebook ke dalam kripto. Dua bersaudara ini menjadi miliarder pertama di ekosistem kripto setelah meroketnya harga Bitcoin pada akhir 2017.
Sebagian besar kekayaan mereka berasal dari investasi dalam kripto. Si kembar Winklevoss juga merupakan pengusaha yang memulai bursa kripto Gemini. Bursa ini bernilai 7,1 miliar dolar AS setelah penggalangan dana 400 juta dolar AS pada November 2021.
Mereka juga memiliki Nifty Gateway, sebuah platform untuk membeli dan menjual token yang tidak dapat dipertukarkan (NFT). Forbes memperkirakan kekayaan bersih mereka masing-masing 1,1 miliar dolar AS atau Rp16,7 triliun.
Michael Saylor, CEO perusahaan perangkat lunak MicroStrategy Inc. (MSTR) membeli kripto pada Agustus 2020, dengan membeli Bitcoin senilai 250 juta dolar AS. Pada saat itu, perusahaan menyatakan membeli mata uang kripto untuk menggunakan kepemilikan uang tunai di neraca dengan lebih baik.
Seiring waktu, Saylor menjadi pendukung kuat Bitcoin. Pada Desember 2021, MicroStrategy meningkatkan kepemilikannya di Bitcoin menjadi 3,5 miliar dolar AS. Harga saham MicroStrategy meroket lebih dari 337 persen per Desember 2021 setelah mengumumkan akuisisi Bitcoin.
Sementara itu, Forbes memperkirakan kekayaan bersih Saylor pada April 2022 sebesar 1,6 miliar dolar AS atau Rp24,3 triliun sebagai hasil dari taruhannya pada Bitcoin.
Pada Desember 2022, Microstrategy kembali melakukan pembelian Bitcoin, menambahkan 2.500 lagi ke kepemilikannya. Pada Februari 2023, Microstrategy memiliki sekitar 132.500 Bitcoin, senilai 3,2 miliar dolar AS.
Editor: Jujuk Ernawati