7 Miliarder Paling Dermawan di Asia, Siapa Saja?
Pendiri Canva, Melanie Perkin dan Cliff Obrecht bergabung dengan miliarder dermawan lain saat menandatangani Giving Pledge, yang berjanji untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka seumur hidup. Pasangan itu memberikan sebagian besar saham Canva mereka (30 persen dari total 31 persen saham mereka) untuk sumbangan melalui badan amal perusahaan, Canva Foundation.
Sejauh ini, Canva telah memberikan dukungan Covid-19 di India, dana respons kemanusiaan di Ukraina, dan berkontribusi pada proyek senilai 10 juta dolar AS di Malawi yang memberikan uang langsung kepada orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Selain itu, perusahaan juga mendonasikan akses ke platform premiumnya ke lebih dari 250.000 lembaga nonprofit dan telah meluncurkan inisiatif Canva for Education, layanan gratis yang dirancang untuk siswa dan guru K-12 di seluruh dunia.
Ketua firma ekuitas swasta EQT Asia, Jean Salata dan istrinya Melanie menyumbangkan hartanya 200 juta dolar AS untuk mendirikan Institut Iklim dan Keberlanjutan di Universitas Harvard.
Sebelumnya, Salata telah menyumbangkan ke sekolah lain, termasuk 5 juta dolar AS tahun lalu untuk membantu membangun Pusat Teknologi dan Inovasi di Cathedral Prep-Villa Maria, Amerika Serikat (AS tempat Jean bersekolah. Ini merupakan pertama kalinya mereka mendukung aksi iklim program.
Pendiri Karori Capital ini membuat sejarah filantropis tahun ini dengan menghadiahkan sebesar 168 juta dolar AS kepada Universitas Melbourne. Uang tersebut untuk membantu mendanai pusat penelitian terapeutik pandemi.
“Pusat penelitian medis global baru ini disusun sebagai inisiatif jangka panjang untuk memberikan perlindungan yang lebih besar bagi masyarakat global terhadap pandemi di masa depan,” ujar Cumming.