9 Fakta Eric Yuan, CEO Zoom yang Bikin Aplikasi karena LDR dengan Pacar
SAN JOSE, iNews.id - Wabah virus corona (Covid-19) telah merugikan banyak orang di dunia. Namun hal itu tak berlaku bagi Eric Yuan yang meraup 4 miliar dolar AS (Rp56 triliun) dalam tiga bulan terakhir.
Yuan adalah Founder & CEO Zoom, aplikasi video conference online. Platfom itu mendadak populer setelah banyak negara memaksa warga beraktivitas di rumah, termasuk bekerja (work from home).
Yuan mengaku bekerja hingga 18 jam sehari di Zoom akhir-akhir ini karena melonjaknya pengguna Zoom. Berdasarkan data Zoom, pengguna mereka dalam dua bulan terakhir telah melampaui jumlah pengguna sepanjang tahun lalu.
Berikut sembilan fakta menarik soal Yuan dikutip dari Business Insider, Minggu (4/5/2020).
1. Sebelum menetap di AS, visa Yuan ditolak 8 kali
Yuan lahir di Shandong, China. Orang tua Yuan adalah insinyur pertambangan.Yuan memiliki gelar sarjana matematika dan master teknik.
Yuan bekerja di Jepang selama empat tahun setelah lulus. Dia keluar dan mengejar impiannya bekerja di Silicon Valley, AS. Dia mengaku terinspirasi ceramah Bill Gates sehingga tergerak untuk bekerja di California.
Namun, perjalanannya ke AS tak mulus. Visanya ditolak delapan kali sebelum akhirnya menetap di Negeri Paman Sam pada 1997. Saat itu, usia Yuan baru 27 tahun.
2. Zoom Terinspirasi dari Pengalaman Menjalin Kasih dari Jarak Jauh
Yuan sudah terbiasa menjalin hubungan dengan lawan jenis dari jarak jauh (long distance relationship/LDR). Saat di China, kekasihnya tinggal di kota yang berbeda dengan dirinya dengan jarak ratusan kilometer.
“Saya hanya dapat menemuinya dua kali dalam setahun dan butuh 10 jam perjalanan dengan kereta api untuk menemuinya. Saya kira adalah suatu hal bagus jika ada peralatan yang membuat saya hanya perlu mengklik satu tombol, dan akhirnya dapat menemui dia,” kata Yuan.
Pengalaman itu mendorong Yuan membuat aplikasi video conference namun lebih ramah dan menyenangkan bagi para pengguna. Zoom cukup terkenal dengan fitur virtual background, di mana pengguna dapat menampilkan diri mereka berada di pantai atau di berbagai tempat berbeda.
3. Idenya diremehkan mantan bos
Di AS, Yuan bekerja di Cisco, salah satu perusahaan teknologi raksasa di AS. Dia mengajukan ide membuat Zoom di Cisco, namun ditolak mentah-mentah. Dia akhirnya keluar dari Cisco dan mendirikan perusahaan sendiri untuk membuat Zoom.
“Cisco membuat kesalahan. Tiga tahun setelah saya keluar, mereka menyadari kalau saya benar,” kata Yuan.
Namun, perjuangan Yuan tak instan. Saat merintis bisnis, dia kesulitan mencari investor untuk mendanai proyeknya. Bahkan, dia harus meminjam uang dari keluarga dan teman-temannya.
4. Terlibat dengan seluruh bisnis Zoom, termasuk customer service
Suatu waktu, Yuan mengaku pernah mengirimkan email satu per satu kepada konsumen yang membatalkan langganan Zoom. Banyak konsumen yang tak percaya dan menuduh email itu dikirim secara otomatis oleh robot.
Yuan tak peduli. Dia terus membalas email tersebut dan meyakinkan kalau dia benar-benar CEO Zoom. Bahkan, dia menantang konsumen untuk berbincang bersamanya lewat Zoom.
“Perbincangan itu tidak pernah terjadi namun tuduhannya kepada Zoom langsung berhenti,” ucap Yuan.
5. Sangat disukai pekerja Zoom
Yuan memiliki 99 persen approval rating dari pekerja aktif maupun mantan pekerja Zoom. Situs Glassdoor mengukuhkan Yuan sebagai 'Big Company CEO of the Year 2018. Yuan diketahui memiliki moto hidup ‘kerja keras dan tetap rendah hati.’