Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Terekam CCTV Rumah Ambruk di Balikpapan, Ibu dan Anak Tewas Tertimpa Reruntuhan
Advertisement . Scroll to see content

AHY Ungkap Dampak Perang Tarif AS, Kerja Sama Multilateral Mulai Ditinggalkan

Kamis, 15 Mei 2025 - 18:28:00 WIB
AHY Ungkap Dampak Perang Tarif AS, Kerja Sama Multilateral Mulai Ditinggalkan
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam MNC Forum LXXIX (79th) di iNews Tower, Kamis (15/5/2025). (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan perang tarif yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membentuk lanskap geopolitik dan ekonomi baru di dunia. Dia mengatakan perang tarif tersebut menyeret kondisi global dalam situasi kematian multilateralisme. 

Sebab, banyak negara yang mencari jalan masing-masing merespons kebijakan tersebut, seperti membuat kesepakatan antardua negara alias hubungan bilateral.

"Perang tarif dilancarkan, relasi Amerika dan Tiongkok menjadi menarik dan bagaimana negara-negara di dunia harus bersikap dalam menghadapi perang dagang dan perang tarif. Kita melihat tren baru, matinya multilateralisme," ujar AHY dalam acara MNC Forum LXXIX (79th) di iNews Tower, Kamis (15/5/2025).

AHY mengungkapkan kondisi tersebut berdampak pada kurang eksisnya forum-forum ekonomi global yang sebelumnya dibentuk. Masing-masing negara mulai banyak yang menjalin kerja sama sendiri ketimbang membawa organisasi.

"Apakah (forum ekonomi) ini menjadi tidak efektif dan semua mencari jalan masing-masing sehingga bisa terjadi landscape geopolitik ekonomi baru yang harus kita pahami bersama? Indonesia tidak boleh salah memilih kawan, dan tidak boleh salah memosisikan dirinya," kata dia.

Ketua Umum Partai Demokrat itu  menyebut masing-masing negara perlu tindakan cepat untuk merespons situasi ekonomi global. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan perjanjian bilateral belakangan lebih diminati beberapa negara ketimbang multilateral.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut