Anak Buah Luhut Ungkap Ancaman AI bagi Lapangan Kerja Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang semakin populer dapat menjadi momok bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, teknologi tersebut berpotensi menggantikan peran manusia dalam pekerjaan.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin menuturkan, jika Indonesia tidak menyesuaikan diri dalam era disrupsi teknologi digital, maka AI akan mengubah cara kerja dan mengancam lapangan pekerjaan.
“Rise of artificial intelligence digital disrupsi ini juga menjadi tantangan perubahan baru, saya juga pernah menjadi bagian dari perusahaan teknologi, waktu itu dalam waktu 1-2 tahun saja e-commerce yang tadinya orang anggap tidak terlalu penting, nah malah loncat ya,” ujar Rachmat dalam gelaran IDX Channel ESG 2024 Conference di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (14/8/2024).
“Dan perubahan teknologi menjadi sangat cepat. Ini tentunya jika tidak berubah, maka akan mengubah cara kerja kita dan mengancam lapangan pekerjaan,” tuturnya.
Disrupsi teknologi digital dipahami sebagai era inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental lantaran hadirnya teknologi digital, mengubah sistem yang terjadi di Indonesia maupun global.
Dengan kata lain, disrupsi teknologi digital mendorong perubahan hampir di semua lini kehidupan, pemerintahan, model bisnis, sumber daya, serta kebutuhan di era digital.
Di sisi lain, Indonesia juga dihadapkan pada tantangan geopolitik, fragmentasi, dan kompetisi juga negara-negara di dunia. Rachmat menyebut, tantangan ini harus menjadi perhatian bersama.
“Kita juga tahu dari tahun sekarang sampai 2045 sangat banyak sekali tantangan-tantangan yang tentunya perlu diperhatikan, saat ini ada masalah geopolitik, fragmentation, kompetisi juga negara-negara lain,” ucapnya.
Editor: Aditya Pratama