Apersi Sebut Pengembang Susah Bangun Rumah Subsidi di Jabodetabek, Apa Penyebabnya?
                
                JAKARTA, iNews.id - Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Daniel Djumali menyatakan, para pengembang perumahan sulit untuk membangun rumah subsidi di wilayah Jabodetabek. Dia pun mengungkapkan penyebabnya.
Menurutnya, hal itu karena harga tanah di wilayah Jabodetabek saat ini sudah tidak sesuai dengan anggaran rumah subsidi. Adapun rumah subsidi hanya dihargai Rp200.000 hingga Rp250.000 per meter persegi.
                                "Dengan harga itu, berarti mulai beberapa kota sudah tidak bisa seperti Jabodetabek, mungkin akan susah, kecuali di kabupaten atau di luar yang Jabodetabek itu masih bisa. Di beberapa kota besar pun ada yang bisa, ada yang enggak bisa," kata Daniel dalam siaran Market Review di IDX Channel, Selasa (30/5/2023).
Meski demikian, dia menuturkan, para pengembang selalu berusaha yang terbaik untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ini dilakukan agar mereka bisa mendapatkan hunian yang nyaman, layak, dan lokasi yang baik.
"Dengan rumah yang berkualitas, lokasi yang cukup baik, itu kita pilih dan kita bikin supaya perumahan bisa green, bisa cukup punya fasilitas yang memadai untuk perumahan. Jadi, itu yang selalu kita jaga, sehingga konsumen puas," ujar dia.
Daniel menyatakan, hal tersebut bisa diwujudkan jika harga rumah subsidi dilakukan penyesuaian. Karena itu, para pengembang sangat menyambut baik rencana kenaikan harga rumah subsidi sebesar 5 persen pada Juni 2023 mendatang.
"Dengan angin segar ini merupakan hal yang kita tunggu-tunggu dan kita semangat serta optimistis bahwa pengembang rumah subsidi bisa menyuplai lebih banyak lagi rumah-rumah yang berkualitas kepada masyarakat yang membutuhkan, khususnya masyarakat MBR," tuturnya.
Editor: Jujuk Ernawati