Aset Merpati Nusantara Airlines Dijual, 1 Pesawat Tak Laku

JAKARTA, iNews.id - Lelang aset PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) sudah dilakukan sejak akhir 2022. Lelang dilakukan setelah Pengadilan Negeri (PN) Surabaya mempailitkan maskapai BUMN itu pada 2 Juni 2022. 

Informasi dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Kementerian Keuangan, ada sejumlah aset Merpati Airlines yang sudah dilelang. Transaksi tersebut dilakukan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL), berdasarkan atas permintaan Tim Kurator yang dibentuk PN Surabaya. Tim Kurator diberi tugas memproses pemberesan atau penjualan aset perusahaan yang dinyatakan pailit. 

Baca Juga

Indonesia-Irak Bahas Potensi Penguatan Kerja Sama Sektor Migas

Aset  Merpati Nusantara Airlines yang dijual KPKNL sejak akhir tahun lalu berupa satu unit pesawat jenis Xian MA60 dalam kondisi scrap. Selain itu, satu paket pesawat yang terdiri dari delapan unit pesawat jenis Twin Otter DHC-6/300 dalam kondisi scrap dan serviceable, dan satu paket suku cadang pesawat. 

"Lelang ini dilaksanakan secara daring melalui website resmi lelang www.lelang.go.id atau aplikasi Lelang Indonesia," tulis keterangan DJKN Kemenkeu, dikutip Jumat (24/2/2023). 

Baca Juga

Merpati Nusantara Airlines Dibubarkan karena Pailit, Bagaimana Pesangon Eks Karyawan?

Satu paket pesawat jenis Twin Otter DHC-6/300 dan satu paket suku cadang pesawat berhasil terjual dengan harga pokok lelang mencapai Rp19,35 miliar. Sementara, satu unit pesawat jenis Xian MA60 tidak berhasil terjual dan dinyatakan lelang tidak ada penawaran (TAP). 

Tim Kurator melalui KPKNL juga akan menjual harta pailit lainnya berupa tanah dan bangunan.

Baca Juga

Jokowi Bubarkan Merpati Nusantara Airlines

Majelis Hakim PN Surabaya memang menetapkan kewajiban Merpati Airlines kepada pihak ketiga, termasuk pesangon eks karyawan, diselesaikan dari penjualan seluruh aset perusahaan melalui mekanisme lelang. Tercatat, Merpati Airlines memiliki kewajiban sebesar Rp10,9 triliun dengan ekuitas negatif Rp1,9 triliun per laporan audit 2020.

Editor: Jujuk Ernawati