Badan Pangan Nasional Beberkan Penyebab Kenaikan Harga Telur Ayam
Dia menyebut, upaya stabilisasi harga pakan ini harus disikapi melalui kolaborasi bersama stakeholder, termasuk Kementerian/Lembaga terkait. Berdasarkan Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT), biaya pakan berkontribusi sebesar 67 persen dari biaya pokok produksi telur, dengan 50 persen pakan adalah jagung giling.
Lebih lanjut, Arief menuturkan, bantuan pangan telur dan daging ayam untuk menurunkan stunting juga menjadi salah satu langkah strategis untuk mengendalikan keseimbangan harga telur dari hulu hingga hilir.
“Bantuan pangan terus kita dorong, ditingkatkan intensitas penyalurannya melalui BUMN Pangan ID Food, karena selain membantu penurunan stunting juga membantu masyarakat mengurangi pengeluaran pembelian telur, selain itu menjaga produksi di tingkat peternak diserap dengan harga yang baik,” ucapnya.
Di samping itu, Arief menilai, apabila kewajaran harga di peternak tidak dijaga, maka bisa berdampak pada menurunnya jumlah peternak, akan banyak peternak mandiri kecil yang tidak berproduksi. Hal ini berujung pada menurunnya produksi telur nasional. "Ini yang kita antisipasi,” tuturnya.
Adapun, kondisi harga telur berdasarkan Panel Harga Pangan per 21 Mei 2023, secara rata-rata nasional berada di Rp31.276 per kilogram (kg). Sementara itu, untuk harga per Kabupaten/Kota, kondisi harga telur terpantau beragam dan dinamis.
Editor: Aditya Pratama