Bahlil: Investasi ke Asia Tenggara Naik 5 Persen, Lampaui Negara Maju
Direktur Divisi Investasi dan Bisnis UNCTAD James Zhan menjelaskan, laporan UNCTAD juga menggarisbawahi pertumbuhan manufaktur di ASEAN yang meningkat tajam. Tahun 2020 masa pandemi pertumbuhan manufaktur tetap tumbuh mencapai 11 miliar dolar AS saat seluruh dunia juga terpuruk.
Namun pemulihan di ASEAN berlangsung cepat. Terbukti di tahun 2021 mengalami lonjakan pertumbuhan 400 persen menjadi 55 miliar dolar AS dan tetap mampu naik di tahun 2022 sebesar 62 miliar dolar AS.
"Sangat kontras perbedaan arus investasi ke negara berkembang yang naik 4 persen dengan arus investasi global dan juga negara maju. Arus investasi ke Asia Tenggara bahkan meningkat hingga 5 persen, melampaui level global dan negara maju. Menteri-menteri Asia Tenggara telah berhasil dalam hal menarik investasi ke kawasan ini,” tutur James.
Pertemuan AIA Council yang ke-26 ini merupakan bagian dari ASEAN Economic Ministers’ (AEM) Meeting yang dihadiri oleh perwakilan dari sepuluh negara ASEAN yang membidangi terkait isu investasi. UNCTAD didukung oleh Pemerintah Indonesia dalam menyusun kajian Special ASEAN Investment Report (AIR) 2023.
Kajian ini memuat tema International Investment Trends: Key issues and policy options, yang secara garis besar membahas tren FDI global dan kebijakan-kebijakan terkait FDI di dunia, isu-isu baru yang muncul, serta pilihan kebijakan terkait isu-isu baru dimaksud.
Editor: Puti Aini Yasmin