Bangun Kereta Cepat, WIKA Yakin Bisa Lunasi Utang ke China
JAKARTA, iNews.id - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yakin perusahaan mampu membayar utang dari China Development Bank (CDB) yang digunakan untuk membiayai pembanguna proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Direktur Utama WIKA, Tumiyana mengatakan, nilai investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung diperkirakan mencapai 6,07 miliar dolar AS atau sekitar Rp82 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp61 triliun atau 75 persen menggunakan pinjaman sementara sisanya dibiayai lewat ekuitas dari masing-masing anggota konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).
"Kami kebagian 38 persen, sisanya debt (pinjaman)," ujar Tumiyana di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/8/2018).
Mantan Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk itu mengklaim lewat proyek kereta cepat, perusahaan bisa memiliki tiga proyek properti dengan nilai valuasi Rp350 triliun. Valuasi tersebut setara lima kali lipat dari nilai utang ke China.
"Debt kita itu cuma Rp61 triliun, grace period 10 tahun kami cicil 40 tahun. Kami garap properti tiga tempat. Valuasinya Rp360 triliun. Jadi kalau 30 persen berarti cukup untuk mengembalikan utang, karena 30 persen dari Rp350-360 triliun, kira-kira Rp95 triliun," tuturnya.
Tumiyana menambahkan, progres pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sejauh ini sudah mencapai 7,6 persen. Sementara pembebasan lahan sudah rampung 76 persen. Dia pun yakin proyek ini dapat dikerjakan lebih cepat.
"Kita sudah melangkah satu jalan, berikutnya tinggal subject to kebutuhan. Proyek sekarang berjalan sesuai normal, nanti kira-kira di 2021 mid-project itu bisa selesai nanti. kita coba bareng-bareng," ucapnya.
Ketika beroperasi, dia optimistis kereta yang beroperasi dalam jalur sepanjang 143 kilometer (km) itu akan diminati masyarakat, seperti halnya kereta cepat rute Beijing-Tianjin yang berjarak tempuh 126 km.
Kereta dengan kecepatan 350 km per jam ini akan mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi sekitar 40 menit. Kereta ini akan dilengkapi empat stasiun, yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini dan Stasiun Tegalluar.
Editor: Rahmat Fiansyah