Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BPS Catat Inflasi November 0,17 Persen, Harga Pangan Stabil Jelang Akhir Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Banyak Tekanan Global, Laju Inflasi Indonesia Bisa Tembus 4 Persen di 2023

Selasa, 31 Mei 2022 - 12:40:00 WIB
Banyak Tekanan Global, Laju Inflasi Indonesia Bisa Tembus 4 Persen di 2023
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNewws.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan asumsi laju inflasi tahun 2023 berada pada kisaran 2 persen bahkan bisa menembus 4 persen. 

Menurut dia, antara lain disebabkan banyaknya tekanan global, baik perang Rusia-Ukraina, kenaikan harga komoditas, hingga proteksi atau larangan ekspor dari sejumlah negara. 

Pernyataan itu, disampaikan Sri Mulyani, menanggapi pandangan Fraksi Partai Golkar, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Gerindra, Fraksi Partai Nasdem, Fraksi PKB, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi PKS dan Fraksi PAN, dalam rapat paripurna DPR RI di Jakarta hari ini, Selasa (31/5/2022).

"Dinamika ekonomi global saat ini diwarnai oleh tingginya tekanan inflasi akibat melonjaknya harga komoditas, terutama setalah pecah konflik Rusia-Ukraina. Di AS dan Eropa, laju inflasi sudah mencatatkan rekor tertinggi dalam empat dekade terakhir, sementara inflasi di Argentina dan Turki masing-masing mencapai 58 persen dan 70 persen pada April 2022," ujar Sri Mulyani.

Sejalan dengan meningkatnya harga  komoditas global, tekanan inflasi domestik juga mulai terlihat meningkat pada April 2022 yang tercatat 3,5 persen. Selain kenaikan harga komoditas global, faktor musiman terkait bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, serta mulai pulihnya permintaan domestik, juga turut berkontribusi pada naiknya inflasi bulan lalu. 

"Mulai pulihnya permintaan domestik tercermin pada pergerakan inflasi inti (core
inflation) yang berada dalam tren yang meningkat. Sejatinya, inflasi domestik berpotensi meningkat jauh lebih tinggi jika kenaikan harga komoditas global sepenuhnya di pass-through ke harga-harga domestik," ungkap Sri Mulyani.

Dia mengungkapkan, potensi transmisi tingginya harga komoditas global tersebut
dapat diredam, dengan jalan mempertahankan harga jual BBM, LPG dan listrik di dalam negeri untuk tidak naik. APBN berperan penting sebagai shock absorber sehingga daya beli masyarakat serta keberlanjutan pemulihan ekonomi tetap dapat dijaga. 

"Berbagai kebijakan untuk melindungi masyarakat, seperti melalui skema subsidi dan bantuan sosial, terus dilaksanakan sebagai bagian dalam mengendalikan inflasi. Kebijakan pengendalian inflasi lainnya juga ditempuh bersama dengan Bank Indonesia melalui koordinasi yang kuat dalam forum Tim Pengendalian Inflasi Nasional (TPIN), baik di tingkat pusat maupun daerah," kata Sri Mulyani.

Berbagai upaya pengendalian inflasi tersebut, lanjutnya, telah berhasil menjaga laju inflasi berada pada level yang moderat. Berbagai lembaga internasional memperkirakan inflasi Indonesia tahun 2022 masih berada di bawah 4,0 persen, dengan Consensus Forecast per Mei 2022 pada kisaran 3,6 persen. 

Untuk tahun 2023, beberapa lembaga internasional memperkirakan bahwa harga komoditas akan melandai, lebih rendah dibandingkan tahun 2022, meskipun masih berada pada level yang tinggi.

"Laju inflasi global 2023 juga diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun 2022. Oleh karena itu, kami berpandangan bahwa asumsi inflasi 2023 yang berada pada kisaran 2,0% - 4,0% masih cukup realistis," tutur Sri Mulyani.
 

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut