Bekraf Dukung 5 Brand Lokal di Pameran Streetwear Terbesar Dunia di AS
JAKARTA, iNews.id – Badan Ekonomi Kreatif memfasilitasi lima merek fesyen lokal dalam pameran streetwear terbesar dunia Agenda Show di Amerika Serikat (AS). Hal ini menjadi bukti dukungan pemerintah terhadap karya anak bangsa agar bisa dikenal di kancah global.
Agenda Show merupakan pameran fesyen yang digelar di Long Beach, California yang khusus memamerkan kategori streetwear, action sport, denim, footwear, surfing dan skate. Sejak digelar pertama kali pada 2003, Agenda Show sudah dihadiri oleh lebih dari 10 ribu pengunjung dari lebih dari 50 negara di dunia di antaranya buyers, media, distributor dan influencers.
“Keikutsertaan ini mencerminkan salah satu upaya Bekraf untuk terus meningkatkan fesyen sebagai sektor unggulan ekraf (ekonomi kreatif) di Indonesia,” ujar Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simandjuntak di Jakarta, Jumat (22/6/2018).
Dia berharap dukungan ini membuat industri fesyen streetwear Tanah Air semakin berkembang pesat dan mendapat tempat di pasar dunia. Menurut data Outlook Ekonomi Kreatif 2017 yang diterbitkan oleh Bekraf, sub sektor fesyen merupakan salah satu subsektor ekraf dengan nilai pendapatan terbesar pada 2016 sebesar Rp166 triliun atau setara 18,01 persen terhadap PDB Ekraf. Secara umum, nilai ekspor produk fesyen Indonesia pada 2015 mencapai 10,90 miliar dolar AS dan memberikan kontribusi sebesar 54,54% terhadap total nilai ekspor sektor ekraf.
“Nilai tersebut menjadikan sub sektor fesyen sebagai salah satu industri yang sangat penting bagi ekonomi kreatif,” ujar Joshua.
Negara tujuan ekspor terbesar produk fesyen Indonesia yaitu AS dengan nilai sebesar 4,72 miliar dolar AS, lalu di posisi kedua dan ketiga berturut-turut adalah Jepang dengan nilai ekspor 943,6 juta dolar AS dan Jerman dengan nilai ekspor 701 juta dolar AS. Komoditas terbesar produk fesyen ke AS berasal dari industri pakaian jadi dari tekstil.
Dalam Agenda Show 2018, Bekraf akan membawa 5 brand lokal yang sudah melewati tiga tahapan kurasi oleh para kurator yaitu Khairiyyah Sari, Hanafie Akhmad, Syahmedi Dean, dan Febe Riyanti Siahaan. Untuk kurasi tahapan kedua dilakukan kurasi Iangsung oleh brand partnership Agenda yaitu Richard Soto. Pendaftaran terbuka telah dilakukan yaitu dimulai tanggal 27 Februari 2018 dan berlangsung selama 2 minggu.
"Masyarakat cukup antusias dengan acara ini, ratusan peserta ikut berpartisipasi dengan berbagai produk mereka. Setelah melalui tiga tahapan kurasi, terpilihlah lima brand yang dirasa tepat,” ucap Khairiyyah Sari.
Dia menjelaskan tren streetwear berangkat dari tren fesyen dunia dimulai di tahun 90an. Produk streetwear yang berasal dari gaya hidup hip hop dan skate muncul dan menjadi incaran kaum muda. Saat itu, streetwear merupakan sarana untuk menunjukkan identitas diri dan merefleksikan status sosial serta menampilkan kebanggaan dan integritas sebagai seorang individu dengan mengekspresikan diri melalui pakaian.
Di Indonesia, tren ini mulai terlihat di tahun 90an saat era Distro berjaya. Label-label produksi dalam negeri yang menjual kaus, jaket, hoodies, yang belum berani menjual labelnya sendiri, menitipkannya di distro-distro. Indonesia kembali semarak dipenuhi dengan label streetwear yang inovatif serta dipenuhinya acara-acara yang berhubungan dengan gaya hidup itu. Pemakainya, yaitu generasi Z menjadi konsumen utama produk streetwear.
"Mereka menilai bahwa streetwear merupakan gaya pakaian yang nyaman digunakan dan memiliki karakter. Streetwear, saat ini bukan hanya sekadar dipakai, namun juga menjadi sebuah kebanggaan bagi para pemakainya," ucapnya.
Lebih lanjut, 5 merek yang didukung oleh Bekraf di Agenda Show 2018 ini yaitu Elhaus dengan modern menswear dan denim, Paradise Youth Club dengan inspirasi, gaya hidup 90's skate dan musik, OldblueCo yang fokus di produksi denim, Monstore yang memiliki koleksi unisex, apparel, dan home, serta Potmeetspop asal Bandung yang berkreasi dengan aneka denim rancangan modern.
Editor: Rahmat Fiansyah