Bela Kinerja BUMN Karya yang Anjlok, Dahlan Iskan Tuai Pujian
JAKARTA, iNews.id - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya mendapatkan sorotan belakangan ini, terkait anjloknya pendapatan pada tahun lalu. Meski demikian, mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, memberi pembelaan terkait kinerja BUMN Karya yang anjlok.
Dalam tulisannya, Dahlan Iskan mengungkapkan ada beberapa penyebab meruginya BUMN Karya, salah satunya adalah akibat bunga bank yang tinggi. Pernyataan Dahlan Iskan itu, menuai pujian dan ditanggapi positif berbagai kalangan, termasuk Direktur Utama Hutama Karya (Persero), Budi Harto.
Dia menyampaikanterima kasih kepada Dahlan Iskan yang memberikan masukan-masukan agar kinerja perusahaan konstruksi bisa lebih baik lagi di masa mendatang.
“Akhir-akhir disegarkan dengan beberapa komentar tentang kondisi keuangan BUMN Karya khususnya tulisan bapak Dahlan Iskan atas perhatiannya kepada kami, saya kira masukan dari pak Dahlan Iskan akan menjadi perhatian kami sehingga menjadi lebih baik lagi ke depan,” ujar Budi, dalam acara Webinar Mengukur Infrastruktur, Jumat (16/4/2021).
Menurut Budi, ada beberapa hal mengapa keuangan BUMN Karya bisa anjlok pada tahun lalu. Pertama adalah dari model bisnis dari BUMN Karya yang cukup rentan dalam perubahan lingkungan ekonomi.
“Kenapa BUMN Karya mengalami beberapa permasalah. Bisnis jasa konstruksi ini cukup rentang yang sangat berisiko terhadap perubahan lingkungan ekonomi. Khususnya perubahan di bidang ekonomi akan berdampak kepada bisnis jasa konstruksi ini,” kata Budi.
Selain itu, lanjutnya, salah satu hal yang menyebabkan risiko keuangan adalah karena adanya persaingan usaha yang ketat. Menurut Budi, BUMN Karya merupakan penyedia jada konstruksi bagi pemerintah, di mana secara peraturan harus melakukan seleksi persaingan yang sangat ketat.
“Persaingan ini yang menyebabkan risiko bagi kami. Walaupun sesama BUMN tidak mungkin kami akan mengikuti tender dengan melawan perjanjian antar peserta karena ini pelanggaran hukum,” ujar Budi.
Mantan Direktur Utama Adhi Karya ini, menyebut persaingan yang ketat ini membuat BUMN Karya tidak bisa mendapaktan harga yang berkualitas. Karena secara garis besar, kualitas harga yang baik hanya sekiysr 90% dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
“Dampak persaingan ini adalah tidak bisa mendapatkan harga yang berkualitas baik. Secara garis besar kualitas harga yang baik hanya sekitar 90% dari HPS yang disusun oleh pemilik proyek. Namun demikian beberapa fakta dan data banyak angka-angka hasil tender di bawah 80 persen sehingga ini akan mengakibatkan risiko kerugian yang besar,” tutur Budi.
Sebagai informasi, Dahlan Iskan menyoroti kinerja keuangan BUMN di sektor konstruksi (BUMN Karya) yang anjlok. Penurunan keuangan sejumlah BUMN Karya tersebut diduga disebabkan karena hal-hal berikut ini.
Dahlan Iskan mencatat, ada beberapa sebab meruginya BUMN. Salah satunya bunga bank yang tinggi. Menurut Dahlan, dalam pengerjaan proyek manajemen membutuhkan modal yang besar. Sumber pendanaan itu hanya bisa diperoleh melalui pihak ketiga, salah satunya melalui perbankan.
Dana bank menjadi nafas bisnis konstruksi. Namun, sekuat-kuatnya bank, dia tetap tunduk pada mekanisme perbankan. Artinya, ada batas dalam jumlah pemberian kredit pada satu group perusahaan.
Editor: Jeanny Aipassa