Berawal di Garasi Sederhana, Bluebird Terus Berkembang Jadi Taksi Andalan
JAKARTA, iNews.id - Rumah dengan garasi sederhana di Jalan Cokroaminoto, Jakarta mungkin terlihat sama seperti tempat tinggal pada umumnya. Namun, siapa tempat ini menjadi saksi bisu lahirnya taksi bernama Bluebird.
Bisnis taksi Bluebird dibangun oleh seorang perempuan bernama Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono pada tahun 1965. Kala itu, ia menjadikan rumahnya sebagai pangkalan bisnis taksi tersebut.
Perjalanan bisnis Bluebird tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun singkat cerita, pada tahun 1972, Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono mendapatkan izin operasional Bluebird. Perusahaan ini pun berkembang dan dipercaya hingga saat ini.
Kini, Bluebird yang telah berdiri selama 51 tahun dipegang oleh cucu pendiri perusahaan, yakni Adrianto Djokosoetono. Pria yang akrab disapa Andre menjabat sebagai Direktur Utama PT Bluebird sejak 26 Juni 2023.
"Saat ini Bluebird telah berkembang menjadi perusahaan penyedia solusi mobilitas yang beroperasi di 18 kota dengan lebih dari 22.000 armada dan 29.000 pengemudi untuk mendukung layanan taksi reguler, taksi eksekutif, kendaraan sewa, bus, shuttle antarkota dan yang terbaru layanan one stop solution jual beli mobil bekas dan perawatan kendaraan," ujar Andre kepada iNews.id dan ditulis Jumat (8/9/2023).
Bluebird terus berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Semua kendaraan yang dimiliki Bluebird dilengkapi dengan berbagai sistem pendukung demi memudahkan masyarakat mendapat layanan.
Bluebird bahkan telah memulai digitalisasi sejak tahun 2011 sebelum transportasi online marak di tengah masyarakat pada akhir 2014-an. Kala itu, Bluebird meluncurkan aplikasi pemesanan melalui BlackBerry. Kini, aplikasi resmi bernama MyBluebird telah memiliki berbagai fitur, seperti Multi-Channel, Multi-Payment, dan Multi-Product guna memudahkan aktivitas masyarakat.
"Kami menyadari bahwa, Bluebird bukanlah perusahaan berbasis teknologi digital. Karena inti layanan kami adalah hubungan manusia. Sehingga kami mengelilingi sumber daya manusia dengan teknologi yang dapat mempermudah pekerjaan mereka," ucapnya.
Bahkan, saat transportasi online mulai booming di tengah masyarakat pada akhir 2014 Bluebird melihat hal tersebut sebagai peluang dan bukan ancaman. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan menggandeng penyedia aplikasi online karya anak bangsa sebagai mitranya.
Menurut Andre, perusahaannya selalu berupaya meningkatkan kualitas dan menerima segala perubahan. Tak cuma itu, teknologi aplikasi yang dimilikinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Hal itu juga yang membedakannya dengan layanan transportasi online lainnya sehingga menjadikan Bluebird tetap berada di hati pengguna setianya.
Hal ini diamini oleh salah satu pengguna setia Bluebird bernama Nurul Afiani Zhafirah. Nurul, sapaan akrabnya diketahui telah menggunakan Bluebird sejak tahun 2013 untuk membantu mobilitasnya.
Sebagai anak rantau, Nurul harus bolak-balik tempat tinggal dan bandara dalam beberapa waktu. Menurutnya, menggunakan Bluebird membuatnya merasa lebih nyaman karena standardisasi yang digunakannya.
"Suka aku pakai kalau ke bandara subuh-subuh karena bisa dipesan jauh-jauh dan lebih aman karena di-track nomor kendaraannya," ujarnya saat berbincang dengan iNews.id.
Tak cuma itu, milenial kelahiran tahun 1995 ini juga mengaku tertarik menggunakan layanan Bluebird karena armada yang dimiliki bisa menggunakan layanan pembayaran non-tunai QRIS dan credit card (CC).
"Pembayaran sekarang bisa pakai QRIS jadi lebih enak. Aplikasi MyBluebird juga ngebantu banget karena bisa pesan untuk di jam tertentu dan bisa dibayar pakai apa saja bahkan bisa di-connect sama CC," ucap Nurul.
Bahkan, ia memiliki kisah yang membuatnya semakin jatuh hati terhadap pelayanan Bluebird ketika harus pindah kosan dengan barang yang begitu banyak. Hal itu terbantukan karena pelayanan serta armada yang mendukung.
"Pernah waktu pindah-pindah kosan, awalnya pesan salah satu transportasi online. Terus pas datang drivernya marah-marah karena tahu aku bawa banyak barang. Jadi, aku pesan Bluebird dan bapaknya baik banget mau bantuin angkat-angkat barang," tutur perempuan berkerudung ini.
Tak cuma milenial, perempuan bernama Fatmawati (53) juga merasakan hal yang sama. Ia mengaku selalu merasa nyaman saat menggunakan Bluebird karena armadanya berada di mana saja sehingga memudahkan mobilitasnya.
"Sudah banyak pangkalannya di mal-mal dan perkantoran. Jadi mudah dapat kendaraan saat sedang terburu-buru," ujar dia.
Ternyata, semua ini diakui oleh Andre sebagai sebuah komitmen memberikan layanan mobilitas yang prima selama 51 tahun. Bahkan, Bluebird memiliki motto ANDAL yang digunakan guna merangkul para milenial dan gen Z saat ini.
Andre menjelaskan motto layanan ANDAL yakni, Aman, Nyaman, Mudah dan Personal. Dengan motto yang dipegang tersebut, ia mengaku selalu ingin memberikan pengalaman terbaik kepada seluruh penggunanya.
"Transformasi yang kami lakukan ditujukan untuk memberikan kemudahan ekstra kepada pengguna kami dengan layanan yang terstandarisasi untuk memberikan rasa aman dan nyaman ketika bermobilitas," kata Andre.
Digitalisasi berkembang sangat cepat tak serta merta meninggalkan Bluebird. Perusahaan yang dirintis dari dua mobil sedan ini berani mengambil segala peluang di depan mata hingga menjadi andalan dari masa ke masa.
Editor: Puti Aini Yasmin