Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gudang di Tulungagung Hangus Terbakar, Api Diduga dari Korsleting Listrik Mesin Pompa Air
Advertisement . Scroll to see content

Berdayakan 700 Ibu-Ibu di Daerahnya, Perajin Keset Asal Tulungagung Ini Mampu Raup Omzet Rp300 Juta per Bulan

Minggu, 07 November 2021 - 16:14:00 WIB
Berdayakan 700 Ibu-Ibu di Daerahnya, Perajin Keset Asal Tulungagung Ini Mampu Raup Omzet Rp300 Juta per Bulan
Berdayakan 700 ibu-ibu di daerahnya, Perajin Keset asal Tulungagung ini mampu raup omzet Rp300 juta per bulan. (foto: YouTube PecahTelur)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Keputusan yang diambil Abdai Romi untuk menjadi perajin keset dengan memanfaatkan kain perca menjadikannya pebisnis ternama di wilayahnya. Sebelumnya, pria asal Tulungagung, Jawa Timur ini menjalani bisnis toko kelontong sebelum akhirnya memutuskan banting setir menjadi perajin.

Dikutip dari video wawancara Romi pada akun YouTube PecahTelur, sebelum memulai bisnis tersebut pada tahun 2012, awal mulanya Romi memiliki toko kelontong sederhana di wilayah Kalidawir, Tulungagung. Namun, karena kerap diutangi, akhirnya dia memutuskan untuk menjalani bisnis lain.

"Namanya di desa, tetangga banyak uang utang. utang bayar, utang bayar, akhirnya utangnya udah banyak tidak pernah muncul dan belanja di tempat lain. terus kepikiran usaha lain yang diutangin tidak masalah dan tidak habis dalam arti tidak dimakan dan tidak busuk. Kalau kain perca kan kan tidak bisa dimakan, misal dalam satu minggu ke rumahnya barang masih ada kan artinya barang belum dipakai," ujar Romi dikutip dari akun YouTube PecahTelur, Minggu (7/11/2021).

Romi menambahkan, awal mula dirinya terjun ke bidang kerajinan tersebut berawal dari keisengannya saat sedang menunggu toko kelontongnya. Karena toko semakin lama merosot penjualannya, akhirnya dia memutuskan untuk pindah ke kerajinan keset dengan modal minim dan juga utang.

"Waktu itu utang Rp4 juta, alhamdulillah Rp4 juta bisa diputar beli bahan kain perca konveksi, kemudian dibuat kerajinan keset per bulan saat itu menghasilkan keset per bulan antara 200 buah. Alhamdulillah pas pertama dipasarkan ke toko-toko di Tulungagung Toko gerabah yang jual keset alhamdulillah disortir (ditolak), kirim 200 kembali 150, alhamdulillah banyak yang kembali," kata dia.

Meskipun pada awal-awal masa menjalani bisnis tersebut mendapatkan penolakan, dirinya tidak gentar hingga akhirnya usahanya perlahan tumbuh. Setidaknya, saat ini setiap minggu pihaknya membutuhkan minimal 3-5 truk bahan kain perca yang diambil dari pabrik konveksi di Bandung, Sukabumi hingga Jepara.

"Satu truk antata 3,5 ton muatan 1 meter dari atas bak truk jadi keset 4.000 sampai 5.500 satu truk. Per minggu kita 15.000 keset lain-lain kain untuk menyuplai perajin atau pengepul keset yang lain itu kainnya dari kita, gombale mukio itu," ucapnya.

Adapun dirinya saat ini memberdayakan sekitar 500-700 pekerja yang mana merupakan ibu rumah tangga di wilayahnya. Namun, dia tidak memiliki target khusus untuk produksi keset dari para pekerjanya pada setiap minggunya.

"Tidak ada patokan harus setiap minggu dapat sekian, tidak. Pokoknya memang betul-betul niat dikerjakan, dibawa pulang nanti buat grup misalkan ada lima orang nanti saya siap antar jemput barang, jadi antar barang yang jadi saya bawa pulang. cuma cukup modal cetakan saja, misalnya yang bisa jahit bisa buat keset jahit, yang tidak bisa jahit membuat keset mutiara mutiara atau keset sumbu," tuturnya.

Adapun omzet bulanan dari penjualan keset yang didapatkan Romi bisa menyentuh angka Rp300 juta. Adapun saat dirinya mengambil keset dari para pekerja dirinya kerap kali meminta doa agar dagangannya lancar terus menerus.

"Omzet usaha keset saya per minggu 15.000 keset dikali Rp5.000 antara Rp75 juta per minggu. Gandengnya, saya tidak ada sekat antara bos dan anak buah. Jadi, dengan doa-doa mereka semoga kerajinan saya, usaha kita bisa berjalan terus, mereka bisa membuat kerjainan keset terus dan menghasilkan uang buat keluarga," ucapnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut