Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pemerintah akan Kirim Tim ke China Bahas Utang Whoosh, Purbaya Diajak
Advertisement . Scroll to see content

Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak, Butuh Tambahan dari PMN Rp3,2 Triliun 

Rabu, 28 September 2022 - 21:00:00 WIB
Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak, Butuh Tambahan dari PMN Rp3,2 Triliun 
Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung bengkak, butuh tambahan dari PMN Rp3,2 triliun . (FOTO: tangkapan layar)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) membengkak. Untuk menambal pembengkakan tersebut, dibutuhkan dana Rp3,2 triliun. 

Wakil Menteri BUMN II, kartiko wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan, tambahan dana tersebut untuk menambal pembengkakan biaya (cost overrun) senilai 1,176 miliar dolar AS.  Adapun dana sebesar Rp3,2 triliun direncanakan bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN). 

"Kebutuhan PMN dari pemerintah mungkin sekitar Rp3,2 triliun kurang lebih," kata dia di Gedung Sarinah, Jakarta, Rabu (28/9/2022). 

Tiko menuturkan, anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung akan ditambal dari pinjaman (loan) atau utang perbankan dan PMN. Untuk pinjaman dialokasikan untuk menambal 75 persen dari total pembengkakan anggaran proyek strategi nasional (PSN) tersebut. 

Sementara, 25 persen dari total cost overrun ditutupi oleh oleh konsorsium Indonesia, yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium China Railway International Co. Ltd. Salah satunya melalui PMN yang nantinya diberikan kepada PT KAI (Persero). 

"Jadi cost overrun sedang diaudit BPKP kan, kita minggu depan ada rapat komite, ya kita biayailah ada dari PMN yang melalui Perpres, sama dari pinjaman juga, kita sedang skemakan," ujarnya. 

Adapun porsi ekuitas sebesar 25 persen sebagiannya memang berasal dari PMN. Sebelumnya, direncanakan menggunakan anggaran dari PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA dan KAI, selaku anggota PSBI. Lantaran keuangan kedua perusahaan negara itu bermasalah karena Covid-19, maka dialihkan ke PMN. 

"Jadi porsi ekuitas 25 persen itu memang kita PMN, tadinya memang tidak PMN, tadinya pakai uang WIKA dan KAI. Karena Covid, KAI juga bermasalah, kita perkuat KAI-nya," tutur dia. 

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga sebelumnya menyebut PSBI akan menambal pembengkakan biaya sebesar Rp4 triliun, sedangkan China Railway International senilai Rp3 triliun. Sementara, 75 persen sisanya berasal dari pinjaman. Namun porsi pinjaman yang dibutuhkan untuk menambal pembengkakan biaya megaproyek tersebut belum diketahui, sehingga akan disesuaikan dengan total cost overrun.

Terkait dengan sumber utang, Kementerian BUMN masih mencari perbankan yang bisa diajak kerja sama. Dia pun tak menampik potensi pinjaman berasal dari bank China.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut