Bio Farma Bakal Fokus Buat Produk Bernilai Ekspor
JAKARTA, iNews.id - PT Bio Farma (Persero) bakal fokus pada produk kesehatan bernilai ekspor di masa depan. Target ini sudah masuk dalam peta jalan (roadmap) perusahaan.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, induk Holding BUMN Farmasi ini tidak hanya fokus pada pasar domestik, namun juga pasar global.
"Kita akan masuk kepada produk-produk yang tentunya lebih dibutuhkan tidak hanya di Indonesia melainkan juga untuk nilai-nilai ekspor," kata Honesti dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (23/5/2022).
Ekspansi produk perseroan di pasar global diikuti dengan peningkatan standar produk Food and Drug Administration. Honesti menilai standar yang lebih tinggi memungkinkan hasil produksi perusahaan bisa diterima di pasar Amerika Serikat dan Eropa.
"Kalau kita hanya (sesuai) BPOM standard atau WHO standard, kita tidak akan bisa masuk ke negara-negara dengan standar yang tinggi seperti Amerika Serikat ataupun Eropa," ujarnya.
Honesti menilai, produk Bio Farma berpotensi diterima di pasar luar negeri. Pasalnya, ada sejumlah produk perusahaan pelat merah ini merupakan hasil kolaborasi dengan lembaga riset.
"Kita akan segera investasi, dan produk-produknya pun sebenarnya kita sudah punya, di mana kita bermitra dengan rekan-rekan lembaga riset yang sudah siap produknya dan kita tinggal melakukan uji klinis," tuturnya.
Sementara itu, Holding BUMN Farmasi akan menggelontorkan nilai investasi sebesar Rp3,1 triliun pada tahun ini. Dana itu merupakan akumulasi investasi dari Bio Farma, PT Kimia Farma (Persero), dan PT Indofarma (Persero). Rinciannya, Bio Farma Rp1,88 triliun, Kimia Farma Rp1,152 triliun, dan Indofarma Rp72,7 miliar.
Honesti menyebut, langkah investasi baru ini bertujuan memberikan nilai tambah bagi holding.
"Total investasi yang akan kami lakukan di tahun ini untuk masing-masing. Bio Farma sendiri sebagai operating company, kita akan menanamkan investasi sebesar Rp1,88 triliun untuk 2022. Lalu Kimia Farma ada investasi sebesar Rp1,152 triliun, dan Indofarma Rp72,7 miliar, sehingga total investasi kita di tahun 2022 ini sebesar Rp3,1 triliun," tuturnya.
Dari total investasi senilai Rp3,1 triliun, sebesar Rp591,6 miliar merupakan sumber pendanaan berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diperoleh Holding BUMN Farmasi pada 2020 lalu.
"Dananya yang kita dapatkan dari PMN yang pernah diberikan kepada holding pada akhir 2020," ucap Honesti.
Editor: Jujuk Ernawati