Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Wamensos Agus Jabo Yakin Partai Perindo Bisa Bantu Wujudkan Pengentasan Kemiskinan
Advertisement . Scroll to see content

BKF Ungkap Penyebab Naiknya Angka Kemiskinan

Selasa, 17 Januari 2023 - 12:33:00 WIB
BKF Ungkap Penyebab Naiknya Angka Kemiskinan
BKF ungkap penyebab naiknya angka kemiskinan. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Tingkat kemiskinan September 2022 tercatat 9,57 persen atau sebanyak 26,36 juta orang berada di bawah garis kemiskinan. Jumlah ini naik dibanding Maret 2022 sebesar 9,54 persen tetapi lebih rendah dibanding September 2021 yang mencapai 9,71 persen. 

Ambang batas garis kemiskinan pada September 2022 meningkat 5,95 persen menjadi Rp535.547 dari sebelumnya Rp505.468 pada Maret 2022.

Adapun tingkat kemiskinan per September 2022 naik tipis baik di perkotaan maupun di perdesaan. Tingkat kemiskinan di perkotaan naik menjadi sebesar 7,53 persen dibandingkan posisi Maret 2022 di 7,5 persen. Persentase penduduk miskin di perdesaan juga mengalami kenaikan menjadi 12,36 persen dibandingkan posisi Maret 2022 di 12,29 persen.

"Tahun 2022, perekonomian Indonesia dihadapkan pada tekanan inflasi yang bersumber dari peningkatan harga komoditas global, khususnya energi dan pangan akibat perang di Ukraina," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu di Jakarta, Selasa (17/1/2023).

Namun dibandingkan dengan banyak negara lainnya, seperti di Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa yang mencatatkan rekor tertinggi dalam empat dekade terakhir, kenaikan inflasi di Indonesia jauh lebih moderat. 

"Hal ini terutama karena peran krusial APBN sebagai peredam gejolak (shock absorber) inflasi global melalui mekanisme subsidi energi dan alokasi belanja stabilisasi harga pangan," ujarnya.

Adapun kenaikan tipis angka kemiskinan pada September 2022 terkait erat dengan kenaikan inflasi bahan pangan pada periode Juni, Juli, Agustus, dan September, yang sempat mencapai puncaknya di 11,5 persen pada Juli tahun lalu. 

"Keputusan pemerintah untuk menaikkan subsidi energi menjadi Rp551 triliun menjadi faktor utama menjaga angka kemiskinan. Selain juga gerak cepat menurunkan inflasi pangan,” ujarnya.

Sementara itu, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia (Rasio Gini) pada September 2022 tercatat sebesar 0,381, menurun 0,003 poin dari Maret 2022 di 0,384. Penurunan Rasio Gini dipengaruhi oleh penurunan ketimpangan di perkotaan dan perdesaan, yang masing-masing menurun tipis 0,001 dari posisi Maret 2022. 

“Upaya pemerintah untuk mendorong inklusivitas pertumbuhan ekonomi terlihat dari penurunan ketimpangan baik di perkotaan maupun perdesaan. Bahkan, ketimpangan di perdesaan juga terus menunjukkan perbaikan dibandingkan level prapandemi,” tutur Febrio.

Dengan inflasi bahan pangan (volatile food) yang menunjukkan tren penurunan signifikan dari September 2022 (9 persen yoy) hingga Desember 2022 (5,6 persen yoy), ke depan tingkat kemiskinan juga diperkirakan dapat kembali menurun. Ini didukung dengan perbaikan kondisi ketenagakerjaan, di mana Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2022 meningkat mencapai 68,63 persen, yang akan mendorong perbaikan pendapatan masyarakat. 

“Ke depan, pemerintah perlu menjaga momentum penurunan inflasi dan mengakselerasi realisasi belanja pada triwulan I-2023 untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan,” ujar Febrio.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut