BPH Migas Lindungi Pertamina soal Dugaan Monopoli Avtur yang Jadi Biang Kerok Tiket Pesawat RI Mahal
Bagaimana tidak, penjualan avtur di luar negeri lebih memiliki banyak provider atau diisi oleh beberapa pelaku usaha. Alhasil, harga avtur bisa lebih kompetitif di pasar karena tidak terjadi praktik monopoli.
"(Tiket pesawat bisa murah) itu adalah avtur yang sama dengan negara lain, dan negara lain itu ada multi-provider," tutur dia.
Sebelumnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mulai menyelidiki dugaan praktik monopoli dan penguasaan pasar oleh PT Pertamina Patra Niaga yang mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha penyediaan avtur di bandar udara.
Penyelidikan awal ini didasari dari fakta tingginya harga avtur di Indonesia, bahkan tertinggi di Asia Tenggara. Termasuk untuk harga avtur di Bandara Soekarno Hatta yang memiliki konsumsi terbesar untuk avtur di Indonesia. Selain faktor implementasi kebijakan, KPPU menduga adanya monopoli dalam penyediaan avtur juga dapat menjadi faktor tingginya harga avtur.
Saat ini, hanya terdapat 4 pelaku usaha yang mengantongi izin niaga avtur di Indonesia yakni PT AKR Corporindo, PT Dirgantara Petroindo Raya, PT Fajar PetroIndo, dan PT Pertamina Patra Niaga.
Dari jumlah tersebut, hanya 2 pelaku usaha yang telah beroperasi dalam penyediaan avtur di bandar udara, yaitu PT Pertamina Patra Niaga yang memasok ke 72 bandara komersial dan nonkomersial, dan PT Dirgantara Petroindo Raya yang memasok ke 2 bandara non-komersial.
Berdasarkan data penjualan, diketahui pangsa pasar PT Pertamina Patra Niaga mencapai 99,97 persen atau memiliki posisi monopoli pada pasar avtur di Indonesia.
Editor: Puti Aini Yasmin