Buka Gerai Baru, Emiten Pengelola KFC Targetkan Penjualan Rp6,3 Triliun di 2022
JAKARTA, iNews.id - PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menargetkan pertumbuhan penjualan 24 persen atau mencapai Rp6,3 triliun pada 2022 mendatang. Demi merealisasikan target tersebut, emiten pengelola KFC ini bakal berekspansi dengan membuka sejumlah gerai baru.
Direktur Fast Food Indonesia, Wachjudi Martono mengatakan, Perseroan akan membuka 20 gerai KFC dan 5 gerai Taco Bell baru pada tahun depan.
"Kami memproyeksikan pertumbuhan penjualan tahun depan mencapai 24,1 persen dan perkiraan penjualan sebesar Rp6,33 triliun," ujar Wachjudi dalam Public Expose secara daring dikutip, Jumat (10/12/2021).
Wachjudi menambahkan, Perseroan ke depannya akan meningkatkan kapasitas makan di tempat alias dine-ine sejalan dengan upaya pengembangan digitalisasi platform penjualan.
Melalui aplikasi, Perseroan menawarkan produk, program, dan promosi baru serta bekerjasama dengan sejumlah agregator aplikasi kurir dan ojek online seperti Gojek, Grab, Si Cepat, dan Shopee.
Wachjudi mengharapkan, dengan adanya integrasi digital ini, dapat semakin memacu penjualan Fast Food Indonesia.
Lebih jauh, Perseroan juga tengah menjajaki penjualan melalui media chat Whatsapp dan platform website resminya. Menurut Wachjudi, strategi 'Omni Channel' tersebut merupakan bagian dari upaya perseroan memudahkan pelanggan saat melakukan pembelian
Pilihan lain yang sedang dijajaki adalah penjualan yang dapat dilakukan melalui Whatsapp dan website.
Serangkaian strategi tersebut membawa Perseroan mengucurkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp200-300 miliar.
Wachjudi berharap, dampak pandemi tidak menjadi hambatan Perseroan ke depan, sekaligus memberikan perbaikan bagi kinerja keuangan perusahaan.
Hingga kuartal III-2021, perseroan membukukan pendapatan mencapai Rp3,45 triliun, lebih rendah dari periode sama tahun 2020 sebesar Rp3,58 triliun.
Perseroan mampu menekan rugi periode berjalan menjadi Rp201,38 miliar, daripada periode sama tahun lalu yang mencatatkan rugi sebesar Rp298,34 miliar.
Editor: Aditya Pratama