Bulog Mengaku Kesulitan Salurkan Beras dalam Program BPNT
JAKARTA, iNews.id - Pemerintah telah mengganti program beras sejahtera (rastra) dengan bantuan pangan non tunai (BPNT). Meski dilibatkan dalam program baru tersebut, Perum Bulog mengaku kesulitan menyalurkan beras.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan, program baru pemerintah membuat Bulog kehilangan pangsa pasar yang cukup besar. Berbeda saat program rastra di mana Bulog menjadi penyalur tunggal, kali ini lembaga itu memiliki banyak pesaing.
"Bukan tidak boleh (ikut BPNT). Tapi Bulog bukan satu-satunya. Jadi ini pasar bebas jadi tidak pasti," kata dia di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Dalam program BPNT, penerima bantuan sosial (bansos) nantinya bisa membeli sembako seperti beras dan telur secara nontunai di e-warung. Tri menyebut, Bulog tidak ditugaskan sebagai penyalur tunggal pangan ke e-warung.
E-warung akan menjadi garda terdepan dalam program BPNT. Setiap kelurahan atau desa nantinya akan ada minimal satu e-warung yang ditunjuk Dinas Sosial setempat dengan rekomendasi dari kepala desa. Suplai sembako e-warung akan dipasok dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di wilayah tersebut.