Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Buruh Ancam Mogok Kerja jika Upah Minimum 2026 Naik di Bawah 8,5 Persen
Advertisement . Scroll to see content

Buruh Mogok Kerja, 25 Persen Produksi Migas di Norwegia Terancam

Jumat, 09 Oktober 2020 - 06:35:00 WIB
Buruh Mogok Kerja, 25 Persen Produksi Migas di Norwegia Terancam
Pekerja Equinor berbincang dengan reporter di Lapangan minyak Johan Sverdrup, sekitar 140 kilometer sebelah barat kota Stavanger, Norwegia. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Buruh industri minyak dan gas (migas) di Norwegia mogok kerja. Hampir 25 persen dari produksi migas di negara itu terancam.

Dikutip dari CNBC, Jumat (9/10/2020), harga minyak mentah Brent diperdagangkan di level 43,09 dolar AS per barel, naik 2,6 persen. Adapun harga WTI menguat 2,7 persen ke level 41,01 dolar AS per barel.

Mogok kerja itu terjadi setelah negosiasi antara serikat buruh Lederne dan Asosiasi Migas Norwegia buntu pada 30 September. Situasi tersebut membuat produksi berhenti sejak 5 Oktober.

Serikat Lederne memprotes ketimpangan kesejahteraan antara mereka yang bekerja di ruang remote-control onshore dengan pekerja offshore. Buruh yakin kesetaraan gaji ini tak akan terlalu berdampak signifikan terhadap biaya perusahaan.

"Lederne khawatir bahwa (ketidaksetaraan) ini menjadi awal dari penurunan gaji dan kondisi kerja anggota kami. Oleh karena itu, kami tidak melihat adanya pilihan lain selain menggunakan hak untuk mogok kerja saat negosiasi dan mediasi tak berhasil," kata serikat buruh.

Saat ini, sekitar 169 anggota Lederne mogok kerja di empat titik: Johan Sverdrup, Gudrun, Gina Krog milik Equinor dan Gjoa milik Neptune Energy. Per 10 Oktober, mogok kerja juga akan dilakukan oleh 93 anggota serikat lainnya di Krstin, Oseborg Sor, Oseborg Ost (Equinor) dan Ekofisk Bravo (ConocoPhillips).

Asosiasi Migas Norwegia menyatakan, mogok terjadi karena tuntutan Lederne soal kesetaraan gaji dan kondisi kerja antara pekerja offshore dan onshore merupakan suatu hal yang baru. Lederne menuntut perluasan perjanjian atau perjanjian baru.

"Kedua opsi itu jauh di luar ketentuan regulasi dan kesepakatan bersama. Asosiasi Migas Norwegia tidak dapat menerima perluasan atau perjanjian baru," katanya.

Menurut Asosiasi, tawaran sudah diberikan dan diterima dua serikat buruh terbesar di Norwegia, Industri Energi dan Safe. Kedua serikat tersebut memiliki 85 persen anggota. "Permintaan dari Lederne sebaliknya terlalu tinggi dari apa yang disetujui," katanya.

Aksi mogok kerja itu membuat enam lapangan migas offshore terhenti. Asosiasi Migas Norwegia memprediksi ada penurunan produksi harian 8 persen, setara 330.000 barel setara minyak per hari.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut