Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bukti Hamas Kian Canggih Hadapi Israel, Gunakan Tipuan Militer Mirip Operasi Khusus
Advertisement . Scroll to see content

Dampak Perang Iran-Israel, DPR Wanti-wanti Kenaikan Harga Minyak

Senin, 15 April 2024 - 12:08:00 WIB
Dampak Perang Iran-Israel, DPR Wanti-wanti Kenaikan Harga Minyak
ilustrasi harga minyak dunia diprediksi naik imbas perang Iran-Israel. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Serangan militer antara Iran-Israel tengah memanas sejak Minggu (14/3) kemarin. Merespons hal itu, Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia.

Menurut Mulyanto, cepat atau lambat konflik Iran-Israel akan berdampak pada semakin naiknya harga minyak mentah dunia. Hal tersebut diperparah dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang sudah menembus angka Rp16.000. 

"Mengamati pergerakan harga minyak dunia yang terus menanjak tajam sejak awal tahun 2024, apalagi pascakonflik Iran-Israel, Pemerintah perlu segera memikirkan langkah-langkah antisipatif. Kondisi ini semacam triple shock karena terjadi di tengah kebutuhan migas dalam negeri yang naik di saat momentum bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, serta naiknya dolar AS terhadap Rupiah yang menembus angka Rp16.000 per dolar," kata Mulyanto kepada iNews.id, Senin (15/4/2024).

Mulyanto menegaskan, sebagai negara net importer migas, kenaikan harga migas dunia akan berdampak negatif bagi APBN. Apalagi ketika kenaikan tersebut berbarengan dengan naiknya permintaan di dalam negeri serta melonjaknya kurs dolar terhadap rupiah. 

klik halaman selanjutnya untuk membaca>>>

"Beda saat dulu ketika zaman jaya Indonesia sebagai negara pengekspor migas, di mana kenaikan harga migas dunia adalah berkah buat APBN kita," ucapnya. 

Sebagai informasi, harga minyak WTI saat ini tercatat 85.6 dolar AS per barel. Angka ini terus naik sejak awal tahun, dari harga yg sebesar 70 dolar AS per barel atau naik sebesar 22 persen dan jauh di atas asumsi makro APBN tahun 2024, yakni sebesar 82 dolar AS per barel.

"Padahal Menteri ESDM baru saja menetapkan ICP bulan maret 2024 sebesar 83.8 dolar AS per barel (2 April 2024)," tutur Mulyanto. 

Mulyanto minta agar langkah antisipatif Pemerintah tersebut tidak mengambil opsi kebijakan yang merugikan rakyat kecil, seperti kenaikan harga BBM atau gas elpiji bersubsidi.

"Langkah antisipasinya jangan malah mengorbankan rakyat dan neningkatkan inflasi," kata Mulyanto.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut