Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sandiaga Uno Tingkatkan Omzet Usaha hingga Rp33 Juta dalam 2 Hari, Begini Caranya
Advertisement . Scroll to see content

Dari Jualan di Gerobak, Pemuda Ini Kini Punya 11 Outlet Donat Beromzet Rp230 Juta Sebulan

Senin, 19 Juni 2023 - 06:38:00 WIB
Dari Jualan di Gerobak, Pemuda Ini Kini Punya 11 Outlet Donat Beromzet Rp230 Juta Sebulan
Ega Nur Akbar Malik, pengusaha muda sukses jualan donat dengan 11 outlet beromzet Rp230 juta sebulan. Foto: YouTube Naik Kelas
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pengusaha muda berusia 25 tahun bernama Ega Nur Akbar Malik sukses mengembangkan usaha donat miliknya di Tasikmalaya dengan modal komitmen dan resep donat dari sang ayah. Saat ini, dia telah memiliki 11 outlet Donat Si Bungsu.

Pengusaha donat asal Tasikmalaya ini mampu menjual 2.000 donat per harinya. Adapun omzet yang dikantonginya per bulan bisa mencapai Rp230 juta. 

“Donat Si Bungsu bisa terjual setiap hari rata-rata sekitar 2.000 donat. Harga donat yang reguler itu Rp4.000 per piece dan donat karakter Rp5.000 per piece. Per bulan omzet bisa Rp200-Rp230 juta,” kata dia, dikutip dari YouTube Naik Kelas, Senin (19/6/2023). 

Kisah sukses Ega menjadi pengusaha donat dimulai dari jualan di pinggir jalan dengan gerobak. Namun, Ega terus mengembangkan cita rasa dari resep donat yang dimiliki ayahnya. 

Ega pun berupaya mencari bahan-bahan terbaik dan mengembangkan variasi donat yang dijual, seperti menjual donat karakter dan sebagainya. Bahkan, dia mengembangkan varian donat asin dengan menggunakan topping abon atau saos. 

Ega memulai usaha setelah mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya di sebuah mal di Bekasi. Setelah kembali ke kampung halamannya, dia belajar membuat donat dari ayahnya yang dulu juga berjualan donat. Setelah belajar dan mampu membuat donat sendiri, Ega memutuskan membeli gerobak dan mesin dengan kapasitas 5 kilogram (kg).

“Jadi tidak selalu kita mau mulai usaha tidak harus pakai modal besar. Asal kemauan yang tinggi kan segala macam bisa terjadi. Itu buktinya saya bisa dapat mesin dan gerobak dan bisa berjalan usahanya,” ujar dia.

Tentu tidak mudah dalam mengembangkan bisnis donat tersebut. Ega mengatakan, ketika baru pertama kali membuka outlet, ada pembeli yang mencicipi donat dan langsung membuangnya tanpa mengucap sepatah kata pun. Berbagai evaluasi dan pembenahan pun dilakukan untuk mendapatkan resep terbaik dan menggunakan bahan-bahan berkualitas, hingga akhirnya mampu menjual donat hingga 2.000 pieces per hari saat ini. 

“Padahal dulu kalau bikin 50 pieces, ada sisa 20 pieces, artinya hanya 30 yang terjual,” ucapnya. 

Selain itu, Ega juga merasa diuntungkan dengan zaman yang serba digital saat ini. Pasalnya, untuk berjualan donat, ayahnya dulu harus menawarkan donat dari satu rumah ke rumah lainnya. Namun berkat digitalisasi, dia kini memasarkan produknya lewat media sosial dengan jangkauan yang lebih luas, seperti melalui Facebook atau marketplace.

Adapun nama Donat Si Bungsu didapatkan ketika Ega berbincang dengan ayahnya. Arti nama tersebut adalah donat miliknya memang paling kecil di antara kompetitor lain, namun donatnya juga bisa menghasilkan sesuatu yang besar. 

“Arti Donat Si Bungsu ini kita tahu kan bungsu itu paling kecil di antara yang lain. Istilah bungsu bila di antara kompetitor atau dengan brand-brand luar yang namanya bagus-bagus, yang susah dihafal, kita kecil namun sesuatu yang kecil itu bisa kok menghasilkan sesuatu yang besar,” tuturnya.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut