Dari Keraguan Jadi Keyakinan: Meri dan Boyle Berbagi Kisah lewat Alfability Menyapa
JAKARTA, iNews.id - Siang itu, aula Sekolah Luar Biasa (SLB) 01 Jakarta terasa lebih hidup dari biasanya. Puluhan siswa berseragam pramuka duduk rapi, sebagian masih membawa tas sekolah, seolah belum benar-benar selesai dengan hari belajar mereka. Namun, bukan pelajaran tambahan yang menahan mereka di sekolah. Ada sesuatu yang ditunggu, sebuah cerita pulang kampung dari dua kakak alumni.
Di antara kerumunan itu, dua sosok dewasa tampak mencolok dengan seragam merah bercorak batik kuning. Meri Amelia (39) dan Boyle Fernando (37) membaur dan tersenyum kepada adik-adik mereka. Keduanya penyandang tunarungu wicara yang kini bekerja di Alfamart. Mereka kembali ke sekolah yang pernah membentuk mereka, untuk berbagi perjalanan hidup yang tidak selalu mudah, namun penuh harapan.
Meri membuka sesi dengan cerita yang pelan tapi tegas. Dulu, dia sempat mempertanyakan apakah dirinya punya ruang di dunia kerja. Dia khawatir tidak mampu bersaing. Kekhawatiran itu semakin kuat setelah dia berhenti dari pekerjaan sebelumnya. Hingga suatu hari, sebuah unggahan lowongan kerja untuk penyandang disabilitas muncul di layar ponselnya.
“Saya ragu waktu itu. Apakah orang seperti saya bisa diterima bekerja di Alfamart,” ujar Meri melalui juru bahasa isyarat yang berada di sisinya saat kick off kegiatan Alfability Menyapa di SLBN 01 Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Di ruangan itu, sejumlah siswa tampak mengangguk pelan, bukan hanya mendengarkan, tetapi merasakan kegelisahan yang sama. Namun, keraguan itu seketika berubah ketika Meri mengungkapkan bahwa dia sudah lima tahun bekerja sebagai karyawan gerai Alfamart.
Kabar itu membuat beberapa siswa spontan menegakkan badan, seolah ada cahaya baru yang masuk ke ruang aula.
“Di Alfamart, saya melayani konsumen dan menjalankan tugas seperti karyawan lainnya. Benefit yang saya dapatkan juga sama. Tidak ada perbedaan,” tutur Meri, kali ini dengan senyum yang sulit disembunyikan.