Di Hadapan G20, Sri Mulyani Sebut Covid-19 Pelajaran Berharga Hadapi Krisis akibat Pandemi
JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ada sisi positif dari Covid-19. Dia menilai penyebaran Covid-19 memberi pelajaran berharga terkait pentingnya kesiapan dalam menghadapi pandemi.
Bahkan, dia menyebut kesiapan itu harus menjadi bagian dari investasi bagi setiap negara-negara di dunia, termasuk Indonesia untuk mengembangkan kapasitas kesiapsiagaan, khusunya di sektor kesehatan.
“Pandemi Covid-19 merupakan wake up call bagi dunia tentang pentingnya investasi dalam pengembangan kapasitas kesiapan dan respons menghadapi pandemi. Pemerintah terus menguatkan sektor kesehatan dalam memastikan akses bagi setiap orang terhadap layanan kesehatan berkualitas," ujar Sri Mulyani melalui siaran pers, dikutip Minggu (20/9/2020).
Dalam pertemuannya negara-negara G20 secara virtual, beberapa waktu lalu. Perempuan yang akrab disapa Ani ini juga menjelaskan, pihaknya terus membenahi sektor kesehatan dan ekonomi secara nasional yang kini dilanda krisis.
Sebab itu, langkah-langkah penanganan tersebut membuat pemerintah Indonesia membutuhkan alokasi anggaran yang jauh besar, yang menuntut dilakukannya penajaman prioritas anggaran serta tetap menjaga keberlangsungan fiskal.
"Pemerintah terus menguatkan sektor kesehatan dalam memastikan akses bagi setiap orang terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Di sisi lain, Indonesia juga melakukan upaya pemulihan ekonomi dengan memberikan dukungan terhadap masyarakat yang terdampak, termasuk UMKM dan dunia usaha," katanya.
Dalam catatan iNews.id, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp695 triliun untuk program penanganan Covid-19 Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Bahkan, ditargetkan anggaran itu harus dihabiskan paling lambat akhir tahun ini.
Meski demikian, realisasi PEN hingga 17 September 2020 tercatat sebesar Rp254,4 triliun. Angka serapan itu setara 36,6 persen dari pagu anggaran. Dari data yang dipaparkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto, realisasi dana untuk sektor kesehatan baru mencapai Rp18,45 triliun, atau 21,07 persen dari pagu anggaran Rp87,55 triliun.
Kemudian, perlindungan sosial sebesar Rp134,4 triliun, atau 66,4 persen dari pagu anggaran Rp203,9 triliun. Lalu, realisasi anggaran sektor kementerian dan lembaga (KL) dan pemerintah daerah senilai Rp20,53 triliun, atau 19,34 persen dari pagu anggaran Rp106,11 triliun.
Pemerintah juga telah mengalirkan insentif dunia usaha sebesar Rp22,23 triliun, atau 18,43 persen dari Rp 120,61 triliun. Selanjutnya, realisasi anggaran dukungan kepada UMKM senilai Rp58,74 triliun, atau 47,57 persen dari pagu anggaran Rp123,47 triliun.
Namun, Airlangga tidak menyebut realisasi di sektor korporasi yang dialokasikan pemerintah Rp53,60 triliun. Padahal, dalam keterangan Kementerian Keuangan dana untuk korporasi sudah harus dicairkan pada September tahun ini.
Editor: Dani M Dahwilani