Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Menko Airlangga Proyeksi Ekonomi Digital RI Tembus Rp6.657 Triliun di 2030
Advertisement . Scroll to see content

Digitalisasi Sistem Kesehatan, Menkes: Syaratnya Ikuti Standar Platform SATUSEHAT

Rabu, 16 Agustus 2023 - 14:38:00 WIB
Digitalisasi Sistem Kesehatan, Menkes: Syaratnya Ikuti Standar Platform SATUSEHAT
Menteri Kesehatan mensyaratkan seluruh aplikasi dan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti RS vertikal, RS pemerintah, RS swasta, Puskesmas, Posyandu, laboratorium, klinik hingga apotek, harus mengikuti standar di platform SATUSEHAT. (Foto: istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan digitalisasi sistem kesehatan akan meningkatkan standar mutu serta layanan kesehatan di Tanah Air.

Terkait dengan itu, Menkes mensyaratkan seluruh aplikasi dan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti RS vertikal, RS pemerintah, RS swasta, Puskesmas, Posyandu, laboratorium, klinik hingga apotek, harus mengikuti standar di platform SATUSEHAT.

“Kita mau melakukan digitalisasi secara masif bagi peningkatan mutu kesehatan di Indonesia agar setara dengan negara-negara lain,” kata Budi, dalam keterangan dikutip Rabu (16/8/2023).

Menurut dia, digitalisasi sistem kesehatan juga akan berdampak pada peningkatan daya saing layanan kesehatan di Indonesia, sehingga rumah sakit dan puskesmas, bahkan masyarakat dapat merasakan manfaatnya.

Selain itu, juga berdampak pada peningkatan jumlah tenaga medis, bahkan menjaga agar devisa tak lari ke luar negeri karena semakin banyak masyarakat yang memilih berobat di tanah air. 

Pernyataan senada disampaikan Presiden Komisaris PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), John Riady. Menurutnya, penerapan digitalisasi sistem kesehatan kini menjadi keharusan.

Dia mengungkapkan, digitalisasi sistem kesehatan telah membawa keberhasilan bagi Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Jakarta, yang menempati peringkat ke-63 sebagai rumah sakit kanker terbaik di Asia Pasifik.

“Digitalisasi sistem kesehatan menjadi keharusan. Dan, capaian MRCCC Siloam sebagai rumah sakit peringkat ke-63 terbaik di Asia Pasifik menjadi angin segar bagi sektor kesehatan di Tanah Air. Ini menempatkan MRCCC Siloam paling unggul di Indonesia,” kata John. 

Dia mengungkapkan, prestasi MRCC Siloam tersebut, didasarkan pada hasil riset Newsweek dan Statista. Kedua institusi ini melakukan riset layanan rumah sakit spesialis, salah satunya yang mengembangkan kemampuan penanganan kanker. 

Riset Statista dan Newsweek menyoroti enam layanan kesehatan, mencakup kardiologi, endocrinology, neurologi, onkologi, orthopedic, dan pediatric. Riset dilakukan di negara-negara Asia Pasifik, meliputi Australia, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand.

Dari layanan kanker, MRCCC Siloam masuk indeks dengan peringkat ke-63, menggunguli Anam Hospital di Korea Selatan, Medanta The Medicity di India, bahkan St Vincents’s Private Hospital di Sydney, serta Subang Jaya Medical Centre di Malaysia.

Sebaliknya RS lain dari Indonesia yang menembus peringkat 75 besar, yaitu RS Kanker Dharmais. Dari Asia Tenggara, terbanyak diwakili oleh rumah sakit berbasis di Singapura, seperti Mount Elizabeth Hospital dan National Cancer Centre Singapore yang menempati peringkat masing-masing ke-18 dan 9.

Saat ini, rasio dokter spesialis di Indonesia hanya mencapai 0,03 per 1.000 penduduk. Padahal, pemerintah menargetkan rasio dokter spesialis bisa mencapai 0,28 per 1.000 penduduk. 

John menjelaskan, untuk menyamai peringkat negara-negara maju di Asia Pasifik saja, seperti Korea Selatan dan Jepang yang mendominasi peringkat teratas riset Statista, dibutuhkan komitmen bersama baik sektor privat maupun pemerintah.

“Ini tidak hanya persoalan pada hilir layanan rumah sakit, tetapi ekosistem dunia kesehatan. Mulai dari pendidikan dokter spesialis, perizinan, hingga permodalan,” kata John.

Dia menuturkan, penguatan sektor kesehatan menjadi sangat penting untuk masa depan. Sebab, mengacu pada riset yang sama, terdapat perkembangan demografi dalam beberapa dekade ke depan terkait kebutuhan layanan spesialis bakal meningkat pesat.

Dari riset Statista itu, lanjutnya, disebutkan bahwa untuk kawasan Asia Pasifik dengan populasi mencapai 4 miliar orang serta PDB melebihi 30 triliun dolar AS, merupakan pasar potensial. 

Secara demografi, pada 2050 bahkan penduduk berusia lebih dari 60 tahun akan mengisi seperempat populasi di Asia Pasifik. “Pergeseran demografi ini akan memunculkan permintaan layanan kesehatan yang tinggi, terutama bagi layanan spesialis,” ungkap John.

Berkaca dari riset tersebut, John mengatakan, Lippo Group akan berperan aktif dalam memperkuat sistem kesehatan nasional. Salah satu yang telah diwujudkan adalah keberadaan MRCCC Siloam yang ditujukkan demi mendukung upaya pemerintah dan membantu masyarakat untuk menekan risiko kanker.

“Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia. Terdapat sekitar 9,6 juta kematian per tahun, dan ini menjadi perhatian kami,” kata John.

Dia menambahkan SILO juga telah berperan membantu pemerataan layanan kesehatan berkualitas di Indonesia dengan 47 jaringan rumah sakit, dan menjadi jaringan rumah sakit swasta terbesar yang melayani pasien BPJS.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut