Dirikan InfraCo, Telkom Bakal Merger Anak Usaha

JAKARTA, iNews.id - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, tengah membidik pendirian sejumlah unit usaha. Aksi korporasi itu merupakan strategi emiten bersandi saham TLKM itu dalam mengembangkan segmen enterprise atau business to business (B2B).
Tercatat, unit usaha yang akan dibentuk Telkom Indonesia terdiri atas InfraCo, Data Center Co, B2B Digital IT Service Co, dan DigiCos.
Direktur Group Business Development Telkom Indonesia, Honesti Basyir mengatakan, seluruh unit usaha akan mengalami pemisahan (spin off) dari induk usahanya. Setelah itu, anak perusahaan yang baru dibentuk akan dikonsolidasikan alias di-merger ke InfraCo.
“Bisnisnya sendiri yang nanti jualan ke OLO (Other Licensed Operator), itu servis-servis akan dikelola oleh InfraCo ini. (Berarti 4-5 unit itu bakal di-spin off?) Iya, di-spin off ke InFraCo (dari induk usaha ke InFraCo),” ujar Honesti saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (1/2/2024).
Senada dengan rencana penggabungan anak usaha, emiten telekomunikasi pelat merah itu juga akan mengkonsolidasikan seluruh aset infrastruktur jaringan fiber optik ke InfraCo.
Honesti menyebut, meski pendirian InfraCo belum diresmikan, perusahaan sudah memiliki badan usaha. Di sisi perizinan atau lisensi juga masih dalam proses. Saat inu lisensi atas bisnis jaringan fiber masih atas nama Telkom Indonesia.
“Sudah ada badan usaha, PT InfaCo, itu uda ada. Pt Telkom Infrastruktur Indonesia. Belum legal dewannya nanti kita lakukan di semester I,” kata dia.
Semua aset infrastruktur jaringan fiber Telkom, kecuali tower, akan di-inbreng ke InfraCo. Untuk bisnis tower atau menara telekomunikasi tetap menjadi lini usaha PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel.
Honesti mengatakan, bisnis servis InfaCo akan fokus ke Internet Service Provider (ISP) dan Other Licensed Operator (OLO).
“Jadi semua aset Telkom, kecuali tower, itu akan di inbreng-kan, di transfer ke InfraCo, InfraCo nanti akan memegang asetnya di bidang servis-nya gitu, servisnya nanti fokus ke ILO dan ASP,” katanya.
“Cuma tahap pertama, ibaratkan bayi ini nggak mungkin langsung di suruh lari ya, dia kan merangkak dulu gitu kan, jadi tahun pertama mengenai servis dulu, aset masih di Telkom, sambil kita lakukan proses dulijen berapa sih sebenarnya aset yang layak untuk di transfer ke mereka,” tutur dia.
Editor: Puti Aini Yasmin