Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral, Kuil Tua di China Ludes Terbakar gara-gara Ulah Iseng Turis
Advertisement . Scroll to see content

Diserang Gelombang Panas, China Terancam Kekurangan Listrik dan Harga Daging Babi Naik

Kamis, 14 Juli 2022 - 06:45:00 WIB
Diserang Gelombang Panas, China Terancam Kekurangan Listrik dan Harga Daging Babi Naik
Diserang gelombang panas, China terancam kekurangan listrik dan harga daging babi naik. Foto: Reuters
Advertisement . Scroll to see content

SHANGHAI, iNews.id - Pelaku bisnis dan rumah tangga di China diimbau untuk mengunakan lebih sedikit listrik karena gelombang panas yang terjadi di negara itu. Kondisi tersebut menciptakan kekhawatiran terjadinya gagal panen dan membuat harga daging babi melonjak. 

Sejumlah kota telah mengalami rekor suhu tertinggi di tengah kondisi ekonomi yang masih berusaha pulih dari lockdown akibat Covid-19. Gelombang panas juga terjadi saat inflasi China mencapai level tertinggi dalam 23 bulan terakhir, yang disebabkan naiknya harga pangan. 

Sebanyak 84 kota di China pada Rabu (13/7/2022) mengeluarkan peringatan siaga merah tingkat tinggi, yang artinya suhu diperkirakan akan mencapai lebih dari 40 derajat celcius dalam 24 jam mendatang, menurut Administrasi Meteorologi Nasional. Adapun Shanghai telah melaporkan suhu di sana pada Minggu (10/7/2022) lalu mencapai 40 derajat celcius untuk pertama kalinya tahun ini. 

Gelombang panas di China telah mendorong permintaan listrik ke tingkat yang ekstrem di banyak daerah karena masyarakat menyalakan AC. Pada Selasa (12/7/2022), provinsi Zhejiang, yang merupakan pusat ekspor dan manufaktur utama di pantai timur China, mendesak 65 juta penduduk dan pelaku bisnisnya untuk menghemat listrik.

"Untuk memastikan pasokan listrik bagi penduduk dan perusahaan, kami menyerukan tindakan bersama oleh seluruh masyarakat untuk menghemat listrik," kata Biro Energi Provinsi dan State Grid dalam sebuah pernyataan bersama, dikutip dari CNN Business, Kamis (14/7/2022).

Biro energi Zhejiang juga telah menjatah pasokan listrik untuk beberapa perusahaan padat energi, seperti produsen poliester dan percetakan tekstil serta perusahaan sekarat di kota Hangzhou, Shaoxing, dan Haining.

Kekurangan listrik terbaru terjadi hanya beberapa bulan setelah China muncul dari krisis energi yang menyebabkan pemadaman listrik yang meluas pada paruh kedua tahun lalu. Pemadaman itu disebabkan kekurangan batu bara, yang digunakan China untuk memproduksi sekitar 60 persen listriknya, dan melonjaknya permintaan listrik.

Gelombang panas saat ini dan penjatahan daya yang dihasilkan menghadirkan tantangan lain bagi industri manufaktur di China, yang masih belum pulih dari lockdown Covid yang ketat selama berbulan-bulan. Gelombang panas memukul produksi tanaman China, mengancam akan mendorong inflasi pangan. 

Observatorium Meteorologi Pusat telah memperingatkan suhu tinggi dapat berdampak buruk pada produksi jagung, kedelai, gandum, dan padang rumput di banyak provinsi utara, seperti Ningxia, Mongolia Dalam, dan Hebei.

Kenaikan harga pangan di pasar domestik dan global mulai berdampak pada industri pakan dan peternakan babi dalam beberapa pekan terakhir. Awal bulan ini, sejumlah produsen pakan utama, termasuk New Hope Group, memperingatkan kliennya, mereka akan menaikkan harga pakan babi, unggas, dan ikan karena kenaikan biaya bungkil kedelai, jagung dan gandum. 

Sebagian besar kenaikan harga dimulai minggu lalu. Daging babi, daging pokok di China, sangat terpengaruh karena kedelai dan jagung adalah bahan utama yang digunakan dalam industri ternak babi.

Pada pekan yang berakhir 1 Juli, harga babi meningkat 46 persen sejak Maret, menurut data terbaru dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, perencana ekonomi utama negara itu. Komisi itu menyatakan, pihaknya sedang mempertimbangkan untuk memanfaatkan cadangan daging babi strategis negara itu untuk menahan kenaikan harga yang cepat. Mereka juga berjanji untuk menekan perilaku menaikkan harga oleh peternakan babi.

Menurut data CPI terbaru China, indeks harga konsumen meningkat 2,5 persen dari tahun sebelumnya, naik dari 2,1 persen pada Mei dan tertinggi dalam hampir dua tahun. Harga daging babi, yang naik hampir 3 persen pada Juni dari Mei, telah menambah tekanan, kata biro statistik nasional dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, China akan merilis data PDB kuartal II 2022 pada Jumat (15/7/2022). Diperkirakan pertumbuhan ekonomi negara itu menurun menjadi sekitar 1 persen dari 4,8 persen pada kuartal I 2022.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut