Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gubernur BI Tegaskan Redenominasi Tak Pangkas Nilai Rupiah, Harga Tetap Sama
Advertisement . Scroll to see content

Dolar Bikin Mata Uang Dunia Tertekan, Rupiah Dinilai Berada di Posisi Fundamental Cemerlang

Rabu, 06 Juli 2022 - 11:42:00 WIB
Dolar Bikin Mata Uang Dunia Tertekan, Rupiah Dinilai Berada di Posisi Fundamental Cemerlang
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) telah menyebabkan mata uang dunia tertekan, termasuk rupiah. Meski demikian, rupiah dinilai berada di posisi fundamental yang cukup cemerlang terhadap dolar AS dibandingkan mata uang lainnya. 

Dalam sepekan terakhir, rupiah terus mengalami tekanan terhadap dolar AS. Bahkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mencatat rupiah nyaris menembus Rp15.000 per dolar AS.

Senior Executive Vice President PT Bank Central Asia Tbk, Branko Windoe mengatakan, pelemahan yang terjadi sekarang ini terutama disebabkan oleh faktor dolar AS yang kuat. Namun rupiah cukup bertahan karena berada di posisi fundamental yang cukup cemerlang.

"Rupiah ada di posisi yang bagus, karena kita ada surplus neraca perdagangan, surplus current account. Kita beruntung beberapa komoditas utama dunia sedang harganya naik ini kita punya," kata Branko, dalam Market Review IDX, Rabu (6/7/2022).

Menurut dia, Indonesia punya ekspor yang saat ini harganya naik dengan menimbulkan surplus. Faktor itu tentunya positif terhadap rupiah.

"Tetapi memang faktor-faktor yang kita punya itu tentu semua negara lain belum punya jadi secara komoditas negara-negara besar seperti Euro belum punya jadi cukup terpukul dengan harga komoditas," ujar Branko.

Dengan demikian, mata uangnya terhadap rupiah juga menguat. Branko juga membeberkan bahwa mata uang kawasan juga melemah terhadap rupiah.

"Jadi kita lihat rupiah secara fundamental secara nilai perdagangan itu bagus sekali," ungkap Branko.

Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal reserve (The Fed) giat menaikkan suku bunga sehingga dolar menarik bagi global. Hal itu, membuat rupiah sering mengalami koreksi.

Secara historis, value rupiah sudah tercermin hari ini karena Indonesia punya neraca perdagangan yang surplus. Budget pemerintah, lanjut Branko, juga membaik dan menuju tren penurunan.

"Untuk ke depan tren ini terus berlanjut, karena ekonomi kita berputar, tendensi impor kita juga bertambah, di kemudian hari juga demand nya besar," tutur Branko.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut