Dukung Kebijakan Beli Produk Koperasi dan UMKM, Hary Tanoe: Sangat Penting

JAKARTA, iNews.id - Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengapresiasi program-program yang telah dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM). Program tersebut salah satunya kebijakan alokasi 40 persen belanja Kementerian/Lembaga termasuk pemerintah daerah, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membeli produk-produk koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Menurutnya, jika ingin membangun UMKM maka tidak hanya membereskan persoalan yang berkaitan dengan digitalisasi saja, namun juga harus memberikan fasilitas lebih kepada UMKM.

Baca Juga

RI Punya Cadangan Pasir Silika Melimpah, Kemenperin Luncurkan Peta Jalan Hilirisasi

“Saya kira proteksi begini juga sangat penting. Luar biasa makanya kita apresiasi,” ujar Hary dalam acara MNC Forum-LXVIII (68th ) bertajuk “Strategi dan Kebijakan Pemerintah Dalam Meningkatkan Potensi UMKM Berbasis Ekonomi Digital" secara virtual, Kamis (2/2/2023).

Selain itu, program lain yang diapresiasi Hary Tanoesoedibjo kemitraan dengan BUMN, jatah minyak pakan merah khusus untuk UMKM, serta Solar yang diperuntukkan bagi koperasi dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Baca Juga

Menkop Teten Sebut Kebijakan Substitusi Impor Bakal Terus Diperbesar

Hary menilai, ke depan kebutuhan lapangan pekerjaan akan sangat besar seiring dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang pada tahun 2045 diperkirakan mencapai 316 juta penduduk.

Baca Juga

Peduli Usaha Kecil di RI, Hary Tanoe Dorong Investasi untuk Majukan UMKM

“Jadi 40 juta lebih pertambahan penduduk itu butuh pekerjaan dan apalagi dengan efisiensi digitalisasi dan sebagainya. Sehingga banyak kegiatan itu bisa dikerjakan dengan lebih sedikit orang jadi kebutuhan lapagan pekerjaan makin besar,” tuturnya.

Hary berpendapat, melalui program yang telah direncanakan Kemenkop UKM ini dapat membantu UMKM yang semula hanya bekerja sendiri ke depan akan ikut menciptakan lapangan pekerjaan bahkan membayar pajak.

“Ini sangat luar biasa, dan saya mengapresiasi hal itu,” katanya.

Editor: Aditya Pratama