Ekonomi Global Tak Stabil, Pengamat Sebut Tren Penurunan Kinerja Ekspor Indonesia akan Berlanjut
JAKARTA, iNews.id - Tren penurunan kinerja ekspor Indonesia diprediksi berlanjut, seiring kondisi ekonomi global yang tak stabil atau tidak menentu.
Hal itu, disampaikan Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan tren kinerja penurunan ekspor sebesar 17,62 persen yang terjadi pada April 2023 bisa berlanjut pada bulan-bulan berikutnya. Hal itu melihat kondisi ekonomi global yang saat ini masih mengalami tekanan.
"Kalau saya lihat ini sudah mulai ada indikasi perlambatan, misalkan kalau kita melihat dari mitra dagang utama Indonesia, seperti eropa, yang saat ini aktivitas manufaktur sudah masuk pada fase kontraktif," ujar Josua, dalam Market Review IDXChannel, Rabu (17/5/2023).
Josua menjelaskan, saat ini kondisi perekonomian dunia terutama Amerika, Eropa maupun Tiongkok tengah mengalami perlambatan. Padahal negara-negara tersebut menjadi salah satu pangsa pasar ekspor yang cukup besar, terutama dari industri manufaktur.
Beberapa industri dalam negeri yang memiliki relasi dagang dengan Amerika seperti Industri tekstil, alas kaki, produk olahan karet CPO, furnitur, produk perikanan, hingga barang dari kulit.
Berdasarkan Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan Februari 2023 nilai ekspor Indonesia mencapai sekitar USD 21,4 miliar, atau secara presentase turun 4,15 persen dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom).
Penurunan nilai ekspor nasional juga sudah terjadi 6 (enam) bulan berturut-turut sejak September 2022. Jika dilihat dari negara tujuannya, awal tahun ini permintaan ekspor turun paling signifikan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Pada periode Januari-Februari 2022, nilai ekspor Indonesia ke AS masih mampu mencapai 4,96 miliar dolar AS. Namun, pada Januari-Februari 2023 nilainya turun 22,15 persen menjadi USD 3,86 miliar. Dalam periode sama, nilai ekspor nonmigas ke Uni Eropa turun 11,54 persen dari 3,28 miliar dolar AS menjadi 2,90 miliar dolar AS.
"Kalau kita lihat memang ekonomi dunia, terutama Amerika serikat, Eropa dan Tiongkok, yang mengalami perlambatan, tentu ini bisa memberikan dampak untuk menekan kinerja ekspor Indonesia," ungkap Joshua.
Editor: Jeanny Aipassa