Emak-Emak Antre Beli Gas Elpiji 3 Kg, Bahlil Janji Perbaiki Penyaluran

JAKARTA, iNews.id - Antrean pembelian elpiji 3 kg yang didominasi oleh ibu-ibu ramai terjadi di sejumlah wilayah. Hal ini terjadi setelah pemerintah melarang penjualan gas melon tersebut di tingkat pengecer.
Antrean terjadi di salah satu pangkalan gas di wilayah Sukmajaya, Depok. Pasalnya, pangkalan tersebut diserbu masyarakat yang ingin membeli elpiji 3 kg. Pemilik pangkalan gas di wilayah Sukmajaya, Depok, Fita mengatakan, sejak 1 Februari 2025 pangkalan resmi tidak diperbolehkan menyuplai atau mengirim gas ke warung kelontong.
Alhasil, warga harus membeli tabung gas 3 kg di pangkalan menggunakan KTP agar tepat sasaran.
"Dari mulai tanggal 1 itu sudah langka memang dari sananya nggak ada pengiriman, per tanggal 1 Februari tidak boleh ngirim ke warung-warung. Jadi konsumen langsung ke pangkalan, pangkalan resmi," ucap Fita kepada wartawan, Senin (3/2/2025).
Antrean panjang juga terjadi di agen gas elpiji 3 kg di kawasan Tambora, Jakarta Barat, Sabtu (1/2/2025). Salah satu warga Tambora, Muhammad Soleh mengaku telah berkeliling ke sejumlah warung untuk membeli elpiji 3 kg.
"Dari pagi sampai sore belum ada gas juga," ujar Soleh.
Terbaru, perempuan lanjut usia berinisial Y (63) meninggal dunia usai mengantre untuk membeli gas elpiji 3 kg di Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) pada Senin. Y meninggal dunia diduga karena kelelahan.
Y dikabarkan ikut mengantre sejak pagi di salah satu pangkalan gas elpiji di Pamulang Barat. Di perjalanan pulang, Y jatuh pingsan. Dia lalu ditolong warga sekitar dan sempat dibawa ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal dunia.