Erick Thohir Bakal Lepas 30 Persen Saham RS BUMN ke Perusahaan Hong Kong, Ini Alasannya
JAKARTA, iNews.id - PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika IHC) akan melepaskan atau divestasi 30 persen sahamnya ke perusahaan konglomerasi asal Hong Kong, Swire Pacific Ltd. Rencananya, hal ini akan direalisasikan di awal 2024.
Menurut Menteri BUMN Erick Thohir rencana penjualan 30 persen saham Holding RS BUMN itu bagian dari strategic partnership. Tujuannya meningkatkan kualitas rumah sakit BUMN agar bisa bersaing dengan private sector alias RS swasta.
“Nah salah satunya kenapa kita tadi benchmarking dengan sebuah institusi besar, Swire dari Hong Kong, untuk menjadi strategic partner, untuk meningkatkan kualitas rumah sakit BUMN agar bisa bersaing dengan private sector,” tutur Erick kepada wartawan, Kamis (14/12/2024).
Industri kesehatan di Tanah Air, kata Erick, harus ditingkatkan sistem pelayanan hingga teknologi yang digunakan. Penguatan infrastruktur dasar dan pendukung diperlukan agar masyarakat bisa mendapatkan akses yang optimal.
Dengan fasilitas kesehatan yang baik, masyarakat tak perlu lagi ke luar negeri untuk mencari pengobatan. Tercatat, ada sekitar 2 juta warga Indonesia yang setiap tahunya berobat di negara asing, rata-rata dana yang dibawa mencapai Rp100 triliun.
“Gini, bahwa industri kesehatan kita kan harus terus ada peningkatan. Tidak mungkin kita membiarkan, dana Indonesia yang keluar negeri itu sampai triliunan,” ucap dia.
“Dan yang berobat juga banyak yang keluar negeri. Ini fakta lho, kita tidak membedakan kelas menengah, kelas atas, yang belum mampu, enggak, enggak,” tutur Erick.
Dia memastikan pelayanan dan teknologi di RS BUMN akan terus dikembangkan. Tak hanya itu, sumber daya manusia (SDM) berupa dokter spesialis pun ditingkatkan. Erick berencana mendatangkan para dokter diaspora yang saat ini masih bekerja di luar negri.
“Artinya ada sistem yang harus diperbaiki, bukan salah-salahan lho. Artinya apa? Seperti yang saya dorong di rumah sakit BUMN, saya tidak tahu di rumah sakit yang lain, sejak awal saya bilang rumah sakit BUMN sekarang metode sistemnya harus berubah,” ujarnya.
“Ada pasien masuk, dokter ahli duduk bersama, menentukan langkah-langkahnya apa, obatnya apa. Jangan masing-masing ngasih obat. Nanti didampingi oleh dokter muda, itu yang kita mau dorong di BUMN,” kata Erick.
Editor: Puti Aini Yasmin