Erick Thohir Ingin Merger 3 Perusahaan Panas Bumi untuk Maksimalkan EBT
JAKARTA, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana melakukan penggabungan usaha (merger) perusahaan panas bumi di PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan Star Energy. Hal ini dilakukan untuk memasifkan investasi energi baru terbarukan (EBT) dan pemaksimalan panas bumi atau geothermal.
Erick mengatakan, Pertamina, PLN, dan Star Energy sudah memanfaatkan sumber daya panas bumi, hanya saja belum dilakukan secara maksimal. Oleh karena itu, pihaknya menginginkan adanya penggabungan dari ketiga perusahaan di sektor energi tersebut.
"Kita juga punya tiga perusahaan yang sudah melakukan geothermal ini, Pertamina, PLN, dan Star Energy yang ada di bawah Kementerian Keuangan. Saya inginnya me-mergerkan tiga perusahaan ini menjadi satu kesatuan," ujar Erick, Rabu (26/10/2022).
Erick mencatat, potensi sumber daya panas bumi Indonesia mencapai 23,76 gigawatt (GW), atau terbesar kedua di dunia. Namun, potensi tersebut belum terserap optimal.
Pemerintah bersama dengan swasta baru bisa mengembangkan listrik dari sumber daya panas bumi di angka 2,1 GW.
"Kita mendorong yang namanya investasi renewable energy. Kuta juga melihat potensi geothermal Indonesia, kita salah satu yang terbesar di dunia kurang lebih 24 GW, hari ini kita baru men-develop 2,1 (GW) kalau tidak salah," kata dia.
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia. Perusahaan diminta meningkatkan bisnisnya di sektor panas bumi.
Dalam mengembangkan bisnis panas bumi, kata Erick, PGE perlu mencari dana tambahan melalui menghimpun dana publik di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Kita berupaya agar PGE bisa mendapatkan akses dana tambahan untuk pengembangan panas bumi, salah satunya dengan go public," tuturnya.
IPO PGE rencananya dilakukan pada November atau Desember 2022 mendatang. Aksi ini menjadi bagian dari reformasi BUMN senilai 606 miliar dolar AS. Valuasi PGE yang bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi diperkirakan mencapai 2,2 miliar dolar AS atau setara Rp32 triliun.
Editor: Aditya Pratama