Erick Thohir Minta PLN Jangan Untung Kebanyakan, Ini Alasannya
JAKARTA, iNews.id - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dilarang mencari keuntungan sangat besar. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Pasalnya, menurutnya, PLN sebagai produsen listrik satu-satunya di Indonesia, tidak melulu dipahami sebagai corporate atau perusahaan yang mengutamakan keuntungan atas bisnis yang dijalankan, namun juga harus mengutamakan pelayanan publik.
Di tengah utang perseroan sebesar Rp430 triliun, PLN berhasil meraup laba bersih sebesar Rp17,4 triliun pada semester I 2022. Angka ini melonjak 162,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,6 triliun.
Kinerja positif tersebut berasal dari penjualan listrik serta didukung tranformasi dan efisiensi yang dilakukan perseroan.
"(Ada utang) bukan berarti PLN tidak berkembang, buktinya selama ini PLN untung, tapi PLN untungnya kebanyakan juga tidak boleh karena ini bagian dari pelayanan masyarakat," kata Erick, Sabtu (30/7/2022).
Selain melarang PLN mencatatkan untung berlebihan. Erick juga melarang PLN membukukan kerugian. Perseroan pernah membukukan kerugian sebesar Rp12,2 triliun hingga September 2020, anjlok dari capaian periode yang sama 2019 yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp10,9 triliun.
Salah satu penyebab kerugian lantaran besarnya rugi kurs selama 9 bulan di 2020, yakni mencapai Rp22,9 triliun, dari laba kurs pada periode yang sama 2019 sebesar Rp4,4 triliun.
"Kalau rugi itu yang salah, jadi harus pas keuntungannya, utangnya harus terus diperbaiki karena itu ada program besar 35.000 Watt, hari ini terkoreksi karena Covid. Tapi masa depan yang namanya kebutuhan daripada pertumbuhan ekonomi berdasarkan listrik," tutur Erick.
Editor: Jujuk Ernawati