Erick Thohir Optimistis Kehadiran Pelabuhan Kijing Perkuat Ekonomi Kalimantan
“Pelabuhan Kijing yang kapasitasnya akan meningkat ini, membuat daya saing kita nantinya makin kuat, serta memantapkan rantai ekosistem industri pelabuhan kita sehingga makin terkoneksi dan mendukung hilirisasi industri," kata Erick Thohir.
Dia mengungkapkan, peran Kementerian BUMN, dalam pembangunan Pelabuhan Terminal Kijing salah satunya melalui pendanaan mandiri dari anggaran BUMN hasil kolaborasi antara PT Pelindo (Persero) dan PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA.
Tujuannya, mempercepat kapasitas Pelindo menjadi operator pelabuhan bertaraf internasional. Diharapkan, Pelindo dapat menghubungkan belasan ribu pulau Nusantara, membawa arus pertumbuhan perekonomian, dan menaikkan daya saing Indonesia. Saat ini, Indonesia masih dianggap sebagai negara dengan biaya logistik tertinggi.
"Karena itu, saya berharap keberadaan Pelabuhan Kijing ini harus dimanfaatkan secara optimal sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya Kalimantan Barat yang memiliki potensi crude palm oil, bauksit, dan sumber alam lainnya melalui efisiensi jalur distribusi dari kawasan industri menuju lokasi bongkar muat barang. Hal ini bertujuan menekan biaya logistik agar lebih ekonomis," tutur Erick Thohir.
Pelabuhan Kijing adalah pelabuhan terbesar di Pulau Kalimantan dengan kapasitas hingga 1,95 juta TEUs container dan 28 juta ton barang. Meski saat ini baru digunakan untuk 500.000 TEUs kontainer dan 8 juta ton, namun kapasitas itu memiliki nilai strategis bagi pemerataan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi di daerah dan nasional.
Kontribusi yang disediakan pelabuhan tersebut juga memperkokoh posisi Pelindo sebagai operatory terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total arus peti kemas atau throughput mencapai 16,7 juta TEUs.
Editor: Jeanny Aipassa