Erick Thohir soal Vaksin Sinovac: Dari Dianggap Negatif hingga Sekarang Diperebutkan
JAKARTA, iNews.id - Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa vaksin Covid-19 asal produsen farmasi China, Sinovac, menjadi incaran banyak pihak. Namun, dia enggan membeberkan alasan utamanya.
Erick mengatakan, efektivitas vaksin Sinovac awalnya diragukan sebagian orang. Sejak pertama kali didistribusikan ke Indonesia dan disuntikan kepada tenaga kesehatan, vaksin tersebut dinilai tidak efektif mengendalikan virus.
Adapun pernyataan itu didasarkan pada sejumlah tenaga kesehatan yang kembali terpapar Covid-19, padahal mereka sudah menerima vaksinasi. Keraguan itu pun langsung diklarifikasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa tenaga kesehatan yang terinfeksi bukan berarti vaksin tidak bekerja, tetapi lantaran intensitas pasien terpapar Covid-19 yang mendapat perawatan cukup tinggi.
"Yang awalnya pun vaksin Sinovac ini karena buatan China, lalu dikonotasikan sangat negatif, hari ini Sinovac diperebutkan dimana-mana. Saya kebetulan tidak bisa hadir, sedang di Bandung, saya bertemu Apindo dan pemerintah daerah, mereka semua sekarang cari Sinovac," ujar Erick, Kamis (8/11/2021).
Per 1 September 2021 lalu, Indonesia kembali menerima 4 juta dosis vaksin Sinovac. Jumlah itu menambah pasokan vaksin di Tana Air saat ini yakni sebanyak 317.494.660 dosis yang terbagi dalam bentuk bahan baku (bulk) dan vaksin jadi.
Erick pun memastikan dengan jumlah vaksin yang ada, pemerintah akan mempercepat pelaksanaan vaksinasi ketiga. Targetnya, pelaksanaan dilakukan pada tahun 2022 mendatang.
"Nah hal ini sebagai upaya bagaimana tentu pelaksanaan vaksinasi harus dipercepat, dan vaksin ketiga harus dipersiapkan di tahun depan," ucapnya.
Editor: Aditya Pratama